"Ini merupakan pelaku gendam di rumah mewah 6 November 2017 lalu. Yang kita tangkap ini merupakan aktor intelektualnya, aktor utama," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan di Mapolrestabes Surabaya, Selasa (5/12/2017).
Dalam melakukan aksinya, jelas Rudi, pelaku tidak sendirian. SA dibantu pelaku lain yang kini dalam pengejaran. "Temannya yang membantu pelaku ini sudah kita ketahui identitasnya, tinggal menunggu waktu saja," ungkapnya.
Saat beraksi, SA sudah mencari sasaran rumah mewah di kawasan Surabaya Timur. "Setelah mendapat sasaran, pelaku langsung menghampiri pembantu rumah korban dan diajak kenalan. Selanjutnya pelaku memberitahu jika sedang mempunyai masalah, pembantu itu disuruh meludah di atas tisu. Tisu itu sengaja disiapkan termasuk darah," ujar Rudi.
Setelah pembantu korban percaya, jelas kapolrestabes, korban diminta nomor handphonenya. Pelaku kemudian memandu korban dari kejauhan untuk mencari barang-barang berharga milik korban.
![]() |
"Pelaku tidak masuk ke dalam rumah, tapi mengendalikan melalui handphone dan mengambil barang-barang berharga, sebagai obat mengatasi masalah yang diderita pembantu korban," tambah dia.
Selain SA, polisi juga menetapkan pembantu yang diperdaya pelaku. Sebab, pembantu tersebut dianggap membantu pelaku dalam menjalankan aksinya.
"Pembantunya sudah kita tetapkan tersangka meski dalam keterangannya mengaku tidak sadar saat diperintah pelaku SA melalui telepon genggam," ujar Rudi.
SA mengaku sudah dua kali melakukan aksi serupa di Surabaya dan uang hasil kejahatan digunakan ke hiburan malam. "Hanya dua kali pak di Surabaya. Pertama 2009 lalu. Uangnya untuk bersenangsenang di diskotik," kata SA.
Ditanya cara menetukan sasaran, SA mengaku sudah mencari sasaran setelah berputar-putar dengan mobil sewa. "Awalnya tanya alamat, kalau soal pembantu saya bilang ada masalah hanya spontan saja, tidak saya rencanakan. Dan saya selalu memilih pembantu yang berusia muda," tambah SA. (ze/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini