Sebanyak 700 pelajar yang menjalani Ujian Akhir Semester (UAS) pun terpaksa harus mengerjakan soal di dalam masjid. Mereka mengaku tidak nyaman mengerjakan dengan lesehan di masjid. Dudukpun harus berdesakan dengan teman-temannya.
"Tidak nyaman mas, lesehan juga sempit, berdesakan ini. Tapi ya gimana harus ujian," jelas Frida Eka siswi kelas 2 du masjid Jamik Arjosari kepada wartawan Senin (4/12/2017).
Para pelajar UAS di masjid/ Foto: Sugeng Harianto |
Dengan wajah sayu, Frida menceritakan punggungnya sakit saat menjawab soal di lantai karena tidak ada meja. Mengerjakan soal pun di lantai masjid yang dingin tanpa alas.
"Punggung sakit mas, merunduk nulisnya di lantai tanpa alas. Dingin keramiknya," ungkap Frida sambil menggeliatkan punggang karena membungkuk saat mengerjakan soal.
Dari informasi yang dihimpun, 700 pelajar kelas 1-3 mengerjakan ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pelajar kelas 1 dan 2 mengerjakan ujian di Masjid Jami' sebanyak 400 anak. Sedangkan pelajar kelas 3 berjumlah sekitar 300 anak mengerjakan ujian di masjid Dusun Sumo.
Mereka UAS dengan berdesakan/ Foto: Sugeng Harianto |
Pantauan detikcom, para pelajar mengerjakan soal UAS dengan lesehan dengan pengawasan sekitar 10 guru. Kondisi yang berdesakan ini membuat prihatin Bupati Pacitan Indartato. Dengan terharu, bupati prihatin dengan nasib pelajar yang harus menanggung bencana ini.
"Sabar nak ya, saya juga sedih prihatin ini musibah kita bersama," ucap Bupati Pacitan sambil meneteskan air mata di hadapan murid SMP N 1 Arjosarii di Masjid Jami'. (fat/fat)












































Para pelajar UAS di masjid/ Foto: Sugeng Harianto
Mereka UAS dengan berdesakan/ Foto: Sugeng Harianto