GJP Mojosuro ini didahului dengan pemberangkatan kirab bendera pusaka sekitar pukul 14.00 WIB. Bendera sepanjang 173 meter itu dibawa para anggota sebuah komunitas dari Jalan Benteng Pancasila, Kota Mojokerto menuju titik finish di Tugu Pahlawan, Surabaya.
Kirab bendera pusaka itu disusul ribuan peserta pawai sepeda onthel. Para onthelis juga diberangkatkan dari Jalan Benteng Pancasila.
Baru kemudian ribuan peserta jalan kaki diberangkatkan dari Jalan Raya Surodinawan, Kota Mojokerto sekitar pukul 15.30 WIB. Pemberangkatan para peserta ini dipimpin langsung Gubernur Jatim Soekarwo atau Pakde Karwo, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus dan Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa.
![]() |
Sama dengan kirab bendera dan para onthelis, peserta jalan kaki menempuh jarak sekitar 56 km ke Tugu Pahlawan. Tak sedikit dari peserta yang memakai kostum unik, seperti pocong dan jenis hantu lainnya, hingga berdandan seperti banci.
"Ini proses learning (pembelajaran) para pendahulu kita yang berjuangan mengorbankan jiwa dan raga untuk menjaga kemerdekaan 17 Agustus (1945). Ini harus ditularkan, semangat para pejuang," kata Pakde Karwo usai melepas para peserta GJP Mojosuro 2017, Sabtu (18/11/2017).
Pakde Karwo menjelaskan, peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Kota Surabaya merupakan jerih payah dari TNI, kiai, dan para santri. Berkobarnya semangat juang rakyat kala itu menyusul resolusi jihad yang ditelurkan KH Hasyim Asy'ari, kakek kandung Gus Dur sekaligus Pendiri Ponpes Tebuireng, Jombang.
![]() |
Dari Jalan Raya Surodinawan, para peserta GJP Mojosuro menempuh jarak sekitar 56 km. Melalui rute Jalan Brawijaya-Jalan Wahid Hasyim-Jalan Bhayangkara-Jalan Gajah Mada-Jalan Raya Mlirip-By Pass Mojokerto-Pasar Krian-Trosobo-Jalan Kletek-Jalan Sepanjang.
Dari Jalan Sepanjang, para peserta akan diarahkan ke Karang Pilang-Jalan Gunungsari-Kawasan Terminal Joyoboyo-Kebun Binatang Surabaya-Jalan Diponegoro-Jalan Pasar Kembang-Jalan Kedung Doro-Jalan Blauran-Jalan Bubutan-Jalan Pahlawan-Jalan Kebun Rojo dan finish di Tugu Pahlawan. (iwd/iwd)