Kepala Unit Bina Masyarakat (Bima) Polair Polda Jatim Kompol Bambang mengatakan, sosialisasi ini efektif untuk memutus jaringan terorisme.
"Garda terdepan adalah masyarakat dan generasi muda di pesisir pantai. Kami lakukan penguatan kepada anak muda dan nelayan muda," ujarnya kepada sejumlah wartawan, Rabu (15/11/2017).
Saat ini, kata Bambang, pola pengenalan ideologi radikal kini banyak bermula dari pendekatan individu di lingkup kelompok masyarakat yang ada di pesisir pantai.
Penguatan tersebut, kata Bambang, dilakukan dengan menjelaskan hal penting terkait cara mendeteksi dini upaya penangkalan faham maupun doktrin. Sehingga dampak yang terjadi akibat terorisme serta bagaimana pola perkembangan ideologi radikal saat ini bisa dicegah.
"Contohnya simpel saja. Kalau ada orang yang mencurigakan di sekitar. Tanyakan ke yang bersangkutan. Jika tidak berani bisa minta bantuan perangkat atau pihak kepolisian. Jangan sampai kecolongan," tambahnya.
Selain melakukan sosialisasi, mereka juga memberikan bendera Merah Putih dan lambang negara burung Garuda Pancasila, sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air dikalangan masyarakat nelayan.
Sosialisasi ditutup dengan deklarasi bersama untuk memerangi terorisme, karena akan mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (iwd/iwd)