'Taksi' beroda dua ini cukup ramah lingkungan karena bertenaga energi manusia. Sebenarnya adalah gerobak yang ditarik para penambang belerang.
"Taksi Ijen, Taksi Ijen. Ayo yang ndak kuat naik ke Ijen, naik taksi ini," teriak penambang belerang menawarkan jasanya kepada rombongan wisatawan yang akan mendaki di Paltuding, Sabtu (11/11/2017).
Gerobak beroda dua ini milik penambang yang pada awalnya digunakan untuk mengangkut belerang dari Puncak Ijen menuju bawah, Paltuding. Namun berubah fungsi ketika ada permintaan dari wisatawan untuk diantar ke puncak.
![]() |
Gerobak tersebut disulap menjadi alat transportasi pengangkut wisatawan yang membutuhkan diantar ke Puncak Ijen untuk menyaksikan fenomena blue fire atau api biru di Kawah Ijen dan panorama sekitarnya.
Agar penumpangnya nyaman, bagian dasar gerobak atau alas tempat duduk ditambah bantalan busa dibalut kulit sintetis.
Eit, untuk bisa merasakan jasa taksi ini tidak gratis. Biaya sekali pulang-pergi, wisatawan harus merogoh kocek yang tidak sedikit.
![]() |
Tarif wisatawan domestik dikenakan Rp 800 ribu, sedangkan wisatawan mancanegara dikenakan tarif Rp 1,2 juta.
"Kalau turun saja hanya Rp 200 ribu," kata Eko, penambang belerang yang kini menjadi 'driver taksi'.
Para penambang belerang sekarang mendapat pemasukan barunya dari bisnis 'taksi' Ijen Dalam sehari, biasanya bisa mengangkut hingga tiga pengunjung. (ugik/ugik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini