Kolam Sumber Jenon cukup luas, membentuk kubangan besar dari barat ke timur. Untuk sebelah barat dasar kolam hanya sekitar 1,5 meter, jika mengarah terus ke timur dasar kolam semakin dalam hingga 15 meter lebih.
Tidak jauh dari pusat mata air di sebelah pojok timur selatan, fosil kayu itu berada. keberadaan kayu juga menjadi rumah bagi Sengkaring atau Dewa, jenis ikan yang sudah berusia ratusan tahun di Sumber Jenon.
Air Jenon begitu jernih memudahkan mata kita melihat keberadaan fosil kayu itu, semakin terang lagi, saat pancaran sinar matahari bisa menembus pepohonan tumbuh banyak di sekitar sumber.
![]() |
"Itu pohon sejenis beringin, atau di sini warga mengenalnya dengan Jenu. Dulu awalnya roboh jatuh ke dasar kolam," kata Surahmat (65), seorang warga bertemu detikcom di lokasi, Senin (6/11/2017).
Surahmat adalah satu-satunya warga yang sudah puluhan tahun berjualan di wisata Sumber Jenon. Dia mengatakan, fosil kayu itu tak berbahaya, meskipun pengunjung berenang di sekitarnya. "Sengaja dibiarkan, tak ada berani mengangkat kayu itu keluar dari kolam," terangnya.
Entah kepercayaan apa yang diyakini masyarakat sekitar, yang jelas mereka mengaku tak berani berbuat macam-macam di Sumber Jenon. Karena bukan saja pohon Jenu telah menjadi fosil di dasar sungai. Puluhan tahun lalu, pohon lain tumbang dan jatuh ke dasar sungai, namun ukurannya lebih kecil. "Ada dua pohon, satunya kecil," ucap Surahmat.
Terlepas dari kisah mistis, fosil kayu bisa menjadi wahana menarik saat menyelam di dasar kolam. Jika tak berani berenang, bisa menjadikannya sebagai lokasi berfoto. (fat/fat)