"Baru 30 persen yang mendapat perawatan dari tenaga medis gigi (perawat gigi, dokter gigi atau dokter gigi spesialis)," kata Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf saat Bakti Sosial Kesehatan Gigi Terpadu Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Pengurus Wilayah Jatim Tahun 2017 di Alun-Alun Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Sabtu (4/11/2017).
Wagub yang akrab disapa Gus Ipul ini juga minta masyarakat senantiasa menjaga kesehatan gigi dan mulut. Salah satunya, dengan membiasakan diri menggosok gigi dengan benar di waktu yang tepat. Yakni ketika mau tidur malam, dan setelah sarapan di pagi hari serta rutin memeriksakan kesehatan giginya ke dokter.
"Sebanyak 93,5 persen masyarakat sebenarnya sudah menyikat gigi setiap hari. Tapi yang sudah menyikat gigi dengan benar, yakni pada saat setelah makan pagi dan sebelum tidur malam hanya 1,5 persen," kata Gus Ipul.
Sementara itu seiring berjalannya masyarakat ekonomi ASEAN, para dokter gigi di Jawa Timur diimbau untuk meningkatkan profesionalismenya. Hal tersebut juga menjadi penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
"Saat ini terdapat 8 profesi yang harus mendapatkan mutual recognation arrangement (MRA) atau pengaturan pengakuan dimana salah satunya adalah dokter gigi," ujarnya.
Profesionalisme ini, lanjut dia, juga penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 25,9 persen penduduk Indonesia mempunyai masalah gigi dan mulut.
Dalam kesempatan ini, Gus Ipul juga mengaku jumlah dokter gigi di Jawa Timur saat ini sudah sangat banyak, yakni lebih dari 4.000 dokter.
"Jumlah itu sangat mencukupi untuk melayani masyarakat Jatim. Pasalnya, rasio idealnya adalah 1:10 ribu atau 1 dokter gigi melayani 10 ribu pasien. Di Jatim, rasionya sudah 1:9 ribu. Problemnya saat ini memang Persebaran dokter gigi baru terpusat di perkotaan," kata dia.
Sementara Ketua Pengurus Besar PDGI Pusat, Prof drg Seno mengatakan tujuan digelarnya baksos ini selain sebagai wujud kepedulian PDGI terhadap kesehatan masyarakat, juga memberikan edukasi pada masyarakat guna mewujudkan Indonesia bebas gigi berlubang atau karies pada 2030.
"Kami harap pada 2030 di Indonesia sudah tidak ada lagi kasus gigi berlubang dan sakit gigi lagi. Mari kita jaga kesehatan gigi dan mulut kita demi masa depan bangsa," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini