"Iya benar, satu pelari meninggal dunia," ujar Kepala Resort Ranupane Agung Siswoyo dihubungi detikcom, Sabtu (4/11/2017).
Korban ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri oleh sesama pelari di kawasan Ranupane atau 18 Km dari posisi start awal, pukul 05.00 WIB pagi tadi.
"Pertolongan sudah dilakukan oleh tim medis, begitu juga dengan ambulance siaga hanya berjarak 3 Km dari lokasi kejadian. Namun almarhum dinyatakan tak tertolong," kata Rudi dalam surat tersebut.
Meski membenarkan, Agung tidak memberikan keterangan rinci mengenai penyebab kematian korban. Hanya saja Agung menyodorkan surat tertulis yang dikeluarkan panitia.
![]() |
"Finish di Cemoro Lawang, dari Cemoro Lawang menuju Kalimati atau rute terakhir jalur pendakian Gunung Semeru. Dari sana terus turun kembali menuju Malang, memutari Gunung Bromo untuk menuju Cemoro Lawang," beber Agung.
Dalam surat ditanda tangani Race Directur Rudi Rohmansyah dijelaskan, bahwa korban merupakan peserta lomba BTS Ultra 70 Km. Di sana hanya disebutkan nama dan usia korban tanpa menyertakan alamat tinggal.
Kini jenazah tengah dibawa menuju rumah sakit terdekat untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban. Peristiwa duka ini juga dikabarkan kepada keluarga serta aparat terkait.
Panitia BTS Ultra 100 turut menyatakan bertanggung jawab atas kejadian yang tak diharapkan ini.
"Terkait acara lomba BTS Ultra 100, panitia memutuskan tetap berlangsung dengan suasana penuh empati dan duka," tulis Rudi.
Sebanyak 1.000 pelari mengikuti lomba BTS Ultra 100, bukan saja dari Tanah Air. Pelari dari berbagai negara turut serta menaklukkan medan eksotik kawasan Gunung Semeru, Jawa Timur itu. Kategori yang dilombakan beragam, mulai 170 Km, 102 Km, 70 Km, dan 30 Km. (fat/fat)