"Sholawat tersebut ditulis oleh Kiai Ali Manshur, saat beliau berada di Banyuwangi. Saat itu, beliau menjadi Ketua Cabang NU Banyuwangi, juga Kepala Kemenag," ungkap penulis buku, Saiful Islam saat bedah buku "Sang Pencipta Sholawat Badar: KHR. Ali Manshur" di Aula PCNU Banyuwangi, kepada wartawan, Kamis (2/11/2017).
Setelah ditulis pada malam harinya, cerita Saiful Islam yang tak lain adalah putra Kiai Ali Manshur, sholawat tersebut dibacakan di hadapan Habib Ali Al-Habsy, Kwitang, Jakarta. Saat itu, Habib Ali datang bersama rombongan yang dipimpin Habib Hadi Banyuwangi.
Dari peristiwa tersebut, kemudian Sholawat Badar mulai diperdengarkan di hadapan publik. Secara perlahan, sholawat itu mulai dibaca di berbagai tempat. Termasuk di majelis Habib Ali Kwitang di Jakarta yang dihadiri ribuan orang.
"Kami mendasarkan hal ini, terhadap naskah-naskah yang ditulis oleh Kiai Ali. Beliau memiliki beberapa buku catatan yang menuliskan kejadian-kejadian itu. Dari situ kemudian saya tulis dalam buku biografi ini," terang Saiful Islam.
Selain itu, dalam buku tersebut, tidak hanya mengupas soal Sholawat Badar. Tapi juga menulis tentang kiprah dan pemikiran tokoh yang pernah menjadi anggota konstituante itu.
"Ada banyak sisi sebenarnya yang dapat ditulis dari beliau, mulai dari kiprah politik, pemikiran atau hal-hal lain terkait belaiu. Buku ini merupakan iftitah jika ada yang ingin menulis tentang Kiai Ali Manshur lebih dalam," terang Saiful.
Sementara Ketua PCNU Banyuwangi KH. Maskur Ali dalam menyebut bahwa Sholawat Badar merupakan salah satu karya monumental yang diciptakan ulama Banyuwangi. Terlebih pada masa pemberontakan G30S/PKI 1965. Sholawat inilah yang digunakan oleh kader NU saat itu untuk menyemangati diri, sekaligus digunakan sebagai antitesis dari Lagu genjer-genjer yang kala itu dipopulerkan oleh Lekra.
"Kita patut bangga sebagai warga NU Banyuwangi, Sholawat Badar yang sering kita dengarkan dan kita nyanyikan ternyata merupakan karya Kiai Ali Manshur, Ketua PCNU Banyuwangi. Lagu inilah yang kemudian digunakan oleh warga NU sebagai lagu penyemangat dalam kader NU melawan PKI," ujar Kiai Masykur saat membuka acara yang dihelat PCNU Banyuwangi dan Komunitas Pegon itu.
Lebih lanjut Kiai Maskur juga mengharapkan generasi muda untuk terus mengamalkan dan mempopulerkan Sholawat Badar. "Sebagai mahakarya yang berasal dari Banyuwangi, sudah sepatutnya kita mengamalkan dan memperkenalkannya lebih luas," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini