"Dalam sidak, ditemukan sejumlah pelanggaran yakni pegawai yang membuat kembang api bekerja tanpa menggunakan kaus tangan dan masker. Selain itu, pemilik pabrik juga tidak memiliki Alat Pemadam Api (APAR) sesuai standart," kata Wakil Wali Kota Madiun Armaya kepada wartawan Selasa (31/10/2017).
Menurut Wawali Armaya, dari hasil temuan di pabrik Jalan Jati Siwur, Kelurahan Demangan, Kecamatan Taman, tersebut pihaknya meminta pemilik agar menerapkan standart K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), pegawai tidak pakai masker.
"Saya harapkan pemasangan CCTV di semua lokasi, terutama di ruangan bahan baku yang rentan. Alat pemadam juga sudah ada, tapi masih kurang," tambahnya.
![]() |
Dia menjelaskan, sidak ini mengantisipasi sedini mungkin agar tidak ada musibah seperti di kota-kota lain.
"Kami mengantisipasi bagaimana kesiapan pabrik kembang api yang ada di Kota Madiun. Terkait dengan keamanan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," tambahnya usai sidak.
Sementara Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Madiun, Suyoto yang ikut sidak mengaku menemukan sejumlah karyawan pabrik digaji tidak sesuai dengan UMK Kota Madiun.
"Per hari Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu. Ternyata yang diberikan cuma satu jutaan. Itu akan kami cantumkan dalam nota pembinaan. Selanjutnya akan dilihat, dari nota pembinaan itu ditindaklanjuti atau tidak," tambah Kadisnaker Suyoto.
![]() |
Dia menjelaskan bila hal ini tidak ada tindak lanjut dari pemilik pabrik, pihaknya akan memberikan sanksi berupa peringatan hingga penutupan.
"Peringatan pertama, peringatan kedua hingga nanti sesuai dengan peraturan bisa dilakukan penutupan. Oleh karena itu, kami harapkan dari pihak owner memperhatikan nota pembinaan dari kami," jelasnya.
Sedangkan pemilik pabrik, Willy Santoso mengaku akan segera melakukan perbaikan sesuai saran dan masukan yang disampaikan Wawali Madiun Armaya.
"Pasti akan kami lakukan saran dan masukan dari pak wawali dan juga kepala dinas tadi," katanya.
Ia menuturkan, PT Willindo Kali Catur yang bergerak di bidang usaha kembang api sudah berproduksi 5 tahun lalu. Willy mengaku mengaku memiliki 50 karyawan. Sehari, mampu memproduksi kembang api kawat sebanyak 20-30 kotak. Satu kotak berisi sekitar 100 biji kembang api. (fat/fat)