Untuk memastikan kematian anaknya, Djumat mendatangi kamar jenazah RSUD dr R Soedarsono dan pihak rumah sakit membenarnkannya.. Untuk lebih meyakinkan tentang kematian anaknya, Djumat mendatangi kos dan kampus Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia (STIKI) Malang, tempat Dedy berkuliah.
Namun di dua tempat itu Djumat tak mendapatkan keterangan berarti. Djumat kemudian mendatangi Sat Lantas Polres Pasuruan. Di situ, Djumat mendapati tas anaknya.
![]() |
Mengetahui adanya barang-barang itu, Djumat mempertanyakan kinerja polisi. Mengapa polisi tak menghubungi keluarga korban yang mengalami kecelakaan.
"Saya heran, saya telepon tapi tidak ada yang mengangkat. Padahal saya dan istri berkali-kali menelepon anak saya. Di dalam tas itu semua lengkap. Kenapa tidak menghubungi atau mencari alamat yang ada di identitas itu," kata Djumat.
Selain polisi, Djumat juga mempertanyakan kinerja pihak RSUD dr R Soedarsono. Mengapa pihak rumah sakit begitu saja mengubur korban kecelakaan tanpa berupaya mencari atau menghubungi keluarganya.
"Saya ingin mendapat penjelasan itu," tandas Djumat yang masih belum tahu di mana anaknya dimakamkan.
Kabar tak sedap diterima keluarga Djumat (52), warga Jalan MT Haryono X, Jati, Kota Probolinggo. Mochamad Dedy Irawan (19), putranya yang dianggap tengah kuliah, ternyata sudah meninggal akibat kecelakaan. Mirisnya, jenazah Dedy sudah dimakamkan di Pasuruan tanpa sepengetahuan keluarga. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini