'Korbane Wong Tuo (Korban dari Orang Tua)'. Syair lagu ini menyuratkan isi hati korban yang merasa kesepian setelah ayahnya menikah lagi di Balikpapan, Kalimantan Timur. Sementara sang ibu meninggal sejak korban berusia balita.
Bapak bakal lungo ninggal aku lan ibu, emboh yang endi parane aku ora ngerteni. Netes iluhku nelesi pipiku (Bapak akan pergi meninggalkan aku dan ibu, tak tahu ke mana tujuannya aku tidak mengerti. Menetes air mataku membasahi pipiku).
Sak pungkurmu uripku tansah gawa sepi ibu soyo bingung getun ra' mari-mari ilang ono seng ilang sak jrone ati iki lungamu ora tak lilakne (Sejak kepergianmu hidupku selalu membawa sepi ibu semakin bingung dan menyesal tiada akhir hilang ada yang hilang di dalam hati kepergianmu tak aku relakan).
Pak opo salahe ibu kowe nganti tego ninggal anakmu, pak aku kangen bapak pengen bali kumpul dadi siji, opo ora kroso anakmu iki nelongso opo pancen tego aku petok bapak liyo Aku emoh dadi korbane wong tuo.
(Pak apa salahnya ibu sehingga kamu tega meninggalkan anakmu, pak aku kangen bapak ingin kembali berkumpul menjadi satu, apakah tak terasa anakmu ini merana apakah memang tega aku ketemu bapak lainnya aku tak mau menjadi korbannya orang tua).
Ndang baliyo ibu isih gelem nrimo (segeralah kembali ibu masih mau menerima).
Kapolsek Mojowarno AKP Wilono membenarkan menemukan di halaman depan salah satu buku catatan milik korban. Buku itu tersimpan di bufet di kamar tidur korban.
"Motif bunuh diri ini karena korban depresi, dibuktikan dengan penemuan tulisan tangan korban tersebut," kata Kapolsek Wilono saat dihubungi detikcom, Rabu (25/10/2017). (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini