"Telah banyak hydrant tak berfungsi, kami harus mencari di titik lain, dan itu bisa mengulur waktu untuk menangani kebakaran," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) PMK Kota Malang Jose Belo berbincang dengan detikcom, Senin (23/10/2017).
Belo mencontohkan, saat penanganan kebakaran melanda sebuah kafe dan karaoke di Jalan Trunojoyo, Kota Malang, Minggu (22/10) pagi. Hydrant berada dekat di wilayah tersebut tak berfungsi, sehingga mobil PMK harus mencari hydrant lain yang jaraknya cukup jauh.
"Seperti kemarin, kami kesulitan mengisi air. Karena hydrant terdekat macet," terangnya.
Jose mengaku, banyak hydrant berada di dekat jantung kota tak berfungsi maksimal, dia mengkhawatirkan jika terjadi kebakaran hebat akan mempengaruhi proses pemadaman.
"Sesuai data yang kami miliki, hydrant ada sebanyak 75 unit menyebar di lima kecamatan. Tapi kemungkinan besar banyak tak berfungsi, seperti yang kemarin terjadi, di wilayah Klojen tak semua bisa digunakan mengambil air. Hanya satu titik kawasan Boldi, dekat apotik melawai, dan area industri Gotong Royong," tandasnya.
Dikatakan, PMK Kota Malang didukung 8 unit mobil pemadam, terdiri dari satu unit mobil ukuran besar yang bisa membawa 5 ribu liter air, ukuran paling kecil hanya menampung 3 ribu liter air. Sedangkan unit merupakan kendaraan lama yang jarang sekali dioperasikan. "Dua unit kendaraan lama, enam unit yang beroperasi setiap ada kebakaran," terang Belo.
Pihaknya berharap, segera ada perbaikan hydrant yang tak berfungsi, sehingga dalam penanganan kebakaran tak terganggu suplai air. Kemarin, dalam sehari PMK Kota Malang harus menangani 5 titik kebakaran.
Pertama, sebuah warung sate di Jalan Brigjen Slamet Riadi, terjadi Minggu dini hari, kedua kebakaran yang meludeskan kafe dan karaoke di Jalan Trunojoyo sekitar pukul 7 pagi, sejam kemudian PMK Kota Malang harus menangani kebakaran guest house di Jalan Bukit Dieng Blok MA, Kelurahan Pisangcandi, Kecamatan Sukun. Di titik lain, kebakaran melanda rumah di Jalan Ir Rais, terakhir tumpukan kertas di Jalan Teluk Mandar, Kecamatan Blimbing.
PDAM Kota Malang menolak dikatakan bahwa semua hydrant tak berfungsi. Dari 159 hydrant ditambah Brant Kran sebanyak 2.012 unit yang dimiliki dalam kondisi normal
"Semua normal, tidak ada yang macet. Kami punya 159 hydrant dan BR (brant kran) jumlahnya 2.012 unit," kata Humas PDAM Kota Malang Machfiyah terpisah.
Dia mengatakan, hydrant dimiliki mayoritas adalah peninggalan jaman kolonial. Seiring waktu, pihaknya menambah dengan mendirikan Brant Kran (BR) juga memiliki fungsi pembersihan saluran pipa jika ada kebocoran.
"BR kita gunakan untuk flashing, untuk pembersihan saluran pipa. Kalau hydrant berwarna merah adalah peninggalan Belanda dan semua berfungsi normal," ucapnya.
Dia berdalih, alasan bisnis, mengapa tidak semua hydrant bisa digunakan oleh PMK Kota Malang. Ada beberapa titik yang memang dikhususkan untuk menyuplai air mobil PMK dalam menangani kebakaran.
"Memang tidak semua hydrant untuk PMK. Hanya ada beberapa titik saja, ini alasan bisnis dan kita mencegah adanya penyalahgunaan," tuturnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini