Unik! Banyuwangi Gelar Festival Ngopi Sepuluh Ewu

Unik! Banyuwangi Gelar Festival Ngopi Sepuluh Ewu

Ardian Fanani - detikNews
Jumat, 20 Okt 2017 16:15 WIB
Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Akhir pekan ini, para pecinta kopi bisa menikmati kopi Banyuwangi. Lewat Festival Ngopi Sepuluh Ewu yang digelar besok, Sabtu (21/10), akan disuguhkan ribuan cangkir kopi di sepanjang jalan utama Desa Adat Kemiren, Kecamatan Glagah, bagi para pengunjung.

Di festival ini seluruh halaman rumah di Desa Kemiren disulap menjadi ruang tamu yang menyuguhkan kopi Using dan jajanan tradisional Banyuwangi. Setiap orang bisa duduk di halaman rumah siapa saja. Tak hanya itu, cangkir sebagai wadahnya kopi juga memiliki bentuk dan motif yang seragam. Unik.

"Ngopi merupakan tradisi asli yang menggambarkan keramahan dan kemurahhatian warga Using. Melalui festival kami ingin melestarikan tradisi sekaligus menjadi ikhtiar pemkab untuk menjadikan Kemiren sebagai destinasi wisata daerah. Meski Kemiren bukan penghasil kopi, namun Kemiren kami yakini adalah tempat ngopi yang nyaman bagi wisatawan," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat menghubungi detikcom, Jumat (20/10/2017).

Anas melanjutkan, festival Ngopi Sepuluh Ewu yang digelar sejak 2014 lalu itu, juga memperkenalkan kekayaan kopi Banyuwangi. Banyuwangi memproduksi rata-rata hampir 9.000 ton kopi per tahun dengan 90 persen jenis robusta dan 10 persen arabika.

"Even ini juga mendidik masyarakat proses menyajikan kopi dengan benar mulai penyangraian sampai penyeduhannya agar didapatkan cita rasa kopi yang tepat," imbuh Anas.

Sebelumnya, sejak Rabu s/d Jumat (18-20 Oktober) telah digelar Banyuwangi Coffee Processing Festival yang diikuti 100 peserta. Para peserta dibekali wawasan seputar pengolahan kopi pasca panen dan barista.

Festival Ngopi Sepuluh Ewu/Festival Ngopi Sepuluh Ewu/ Foto: Ardian Fanani


Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, MY Bramuda menambahkan festival Ngopi Sepuluh Ewu ini sengaja digelar di Kemiren karena beberapa alasan. Salah satunya adalah kekhasan tradisi dan budaya yang dimiliki Kemiren.

"Pertama, di sini setiap rumah mempunyai cangkir yang sama. Semuanya seragam dan diwariskan secara turun temurun. Ini akan menjadi pemandangan yang menarik. Kedua, desa ini memiliki kekayaan budaya yang berkembang dengan baik dan terus dilestarikan," beber Bramuda.

Ketiga, lanjut dia, terdapat beragam makanan khas yang bisa menjadi teman minum kopi yang pas. Antara lain rengginang, keripik gadung, ketan, pisang rebus, serabi, lanun, lopis dan klemben (bolu kering khas Banyuwangi). Kopi dan kudapan khas penyertanya ini nanti akan disajikan ke masyarakat secara gratis.

"Kemiren kami targetkan sebagai destinasi wisata kopi. Di sini tempat yang tepat untuk menjajal ngopi dengan cara yang berbeda," ungkap Bramuda.

Seperti bisa bertemu dan berinteraksi dengan tuan rumah atau masyarakat adat. Bisa menikmati kopi gratis beserta makanan khasnya, dan bahkan bisa pesan paket ngopi bersama keluarga atau rekan sejawat jika ingin suasana yang lebih private.

Festival ini berlangsung sepanjang 1 km, start dari pintu masuk Desa Kemiren. Sepanjang jalan ditandai dengan oncor (obor) bambu yang semakin menghangatkan suasana. Rumah-rumah warga juga akan terasa meriah sebab setiap halaman rumah disulap sebagai ruang tamu. (fat/fat)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.