350 Rumah Terendam Banjir Luapan Sungai di Malang

350 Rumah Terendam Banjir Luapan Sungai di Malang

Muhammad Aminudin - detikNews
Rabu, 18 Okt 2017 18:12 WIB
350 KK rumahnya tergenang luapan air Sungai Penguluran (Foto: Muhammad Aminuddin)
Malang - Ratusan Kepala Keluarga (KK) menjadi korban banjir bandang di Desa Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Sesuai data BPBD, ada 350 KK yang rumahnya tergenang luapan air Sungai Penguluran.

"Kami masih terus assesment dan data sementara ada 350 KK yang terendam akibat luapan Sungai Panguluran di Sitiarjo," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Bagyo Setiyono kepada detikcom Rabu, (18/10/2017).

Dikatakan Bagyo, 350 KK itu tersebar di empat dusun, yakni Dusun Krajan Kulon, Dusun Krajan Tengah, Dusun Krajan Wetan, dan Dusun Rowoterate.

"Rinciannya di dusun Krajan Kulon air merendam 97 rumah penduduk di RW 14/RT 26, RT 29 dan RT 58. Juga warga di RW 7/RT 37 dan RT 39. Total di dusun Krajan Kulon terdapat 97 KK.

Sementara di Dusun Krajan Tengah ada 83 KK yang berada di RW 5/RT 24 dan RT 25. Juga di RW 15/RT 56 dan RT 18.

Lanjut Bagyo, di Dusun Krajan Wetan terdapat 25 KK yang terendam tersebar di RW 3/ RT 55, RT 13, RT 12, dan RT 14.

350 KK yang terendam banjir ada di 4 dusun350 KK yang terendam banjir ada di 4 dusun (Foto: Muhammad Aminuddin)
Sedangkan, di Dusun Rowotrate RW 8/ RT 45 dan RT 46 serta RW 9/RT 47 dan RT 48 sebanyak 149 KK juga terendam air.

Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang telah mendirikan dapur umum, untuk menyiapkan konsumsi makanan bagi warga terdampak banjir.

"Kami sudah dirikan dapur umum, meski banjir warga tidak mengungsi. Mereka punya tempat perlindungan atau pindah ke rumah tetangga yang tidak terdampak parah," kata Bagyo.

"Malam ini konsumsi makanan kami sediakan sebanyak 1.500 porsi. Mulai besok, konsumsi sudah disiapkan sejak pagi untuk warga," kata Sekretaris PMI Kabupaten Malang Aprilianto.

Menurut dia, terakhir wilayah Sitiarjo diterjang musibah banjir pada 2014 lalu. Namun, banjir terparah terjadi pada tahun 2013 silam.

"Terakhir 2014 lalu. Pantauan terakhir debit air Sungai Penguluran sedikit naik, karena hujan di bagian hulu," tuturnya. (iwd/iwd)
Berita Terkait