Rumah Kademin (80) berada di atas lereng di Desa Karangturi, Kecamatan Munjungan. Untuk menjangkau rumah tersebut harus melewati jalan sempit dengan tanjakan ekstrim dengan kemiringan di atas 45 derajat. Sisi belakang rumah terdapat tebing setinggi 20 meter, sedangkan di bagian depan berupa jurang.
Kademin menuturkan, sebelum terjadi longsor besar, wilayah Desa Karangturi diguyur hujan deras selama hampir semalam. Saat itu Kademin tidur bersama istri serta beberapa anggota keluarga yang lain.
"Saat itu saya tidur di kamar, tiba-tiba terdengar suara gemertak dari belakang rumah 'kretek-kretek' tiga kali, kemudian saya bangun dan langsung menarik istri (Wagirah)," kata Kademin saat ditemui di rumahnya kepada detikcom, Rabu (4/10/2017).
Belum sempat mengevakuasi keluar sang istri, tiba-tiba tembok bagian belakang kamar roboh dan menimpa tubuh Kademin. Meski terdesak material longsor, Kademin pun berusaha sekuat tenaga untuk menahan tembok dan berteriak meminta pertolongan.
Kademin tunjuk lokasi tertimpa tembok/ Foto: Adhar Muttaqin |
"Kebetulan cucu saya Sujarot tidur di rumah ini, saya teriak 'tolong-tolong', akhirnya dia lari masuk ke kamar sini menolong nenek dan mengangkat tembok itu, sehingga saya bisa keluar," jelasnya.
Ia mengaku bersyukur bisa selamat dari himpitan reruntuhan tembok tersebut, karena berselang satu menit dari peristiwa tersebut, terjadi longsor susulan berskala besar. Akibatnya dua tembok ruangan jebol dan tertutup material tanah dan bebatuan.
"Jadi setelah keluar itu ada longsor besar. Brukkk, seisi kamar penuh dengan tanah. Seandianya terlambat satu menit saja, mungkin saya dan istri sudah tertimbun di situ," imbuhnya.
Akibat peristiwa menegangkan tersebut, salah satu lengan tangan Kademin mengalami luka robek, sedangkan pungung korban masih terasa sakit akibat tertimpa tembok.
Hal senada disampaikan cucunya Kademin, Sujarot. Menurutnya penyelamatan kakek dan neneknya berlangsung spontan, bahkan ia tidak menyangka mampu mengangkat bongkahan tembok yang menimpa Kademin.
"Saya itu sampai tidak percaya, kok bisa mengangkat tembok sebesar itu," ujarnya.
Tembok yang diterjang longsor/ Foto: Adhar Muttaqin |
Dia menambahkan longsor tersebut tidak hanya merusak rumah kakeknya, namun rumah satu-satunya yang baru ia bangun juga ikut tertimpa material tanah dan bebatuan, bahkan kondisinya lebih parah.
"Rumah saya bagian belakang hancur semua, tiga ruangan itu sudah jebol dan penuh dengan tanah, alat dapur habis. Biasanya saya dan keluarga juga tidur di situ, kebetulan saat kejadian tidur di rumah embah," imbuhnya.
Usai kejadian tersebut, Sujarot langsung mengevakuasi seluruh anggota keluarganya mengungsi ke rumah tetangga yang ada di lereng di bawah rumahnya. Namun tidak berselang lama rumah lokasi pengungsian tersebut juga tertimpa longsor.
"Akhirnya saya bawa ke rumah saudara yang ada di bawah sana. Jadi saat ini kami masih mengungsi, karena rumah sudah tidak layak ditempai dan berbahaya," jelasnya.
Sementara Kepala Desa Karangturi, Puryono membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya pada saat peristiwa berlangsung ia tengah memantau kejadian longsor yang ada di barat sungai.
"Saya dengar itu dan langsung ke sana, tapi kondisi jembatan itu penuh air, ketika mau menyebarang ditahan sama warga," ujarya.
Pihaknya mengakui, sebagian rumah warga di desanya berada di kawasan lereng perbukitan dan jurang, sehingga sangat rentan terjadi tanah longsor. (fat/fat)












































Kademin tunjuk lokasi tertimpa tembok/ Foto: Adhar Muttaqin
Tembok yang diterjang longsor/ Foto: Adhar Muttaqin