Antrean Pengurusan e-KTP di Dispendukcapil Kabupaten Blitar Ricuh

Antrean Pengurusan e-KTP di Dispendukcapil Kabupaten Blitar Ricuh

Erliana Riady - detikNews
Selasa, 17 Okt 2017 14:17 WIB
suasana di Dispendukcapil Kabupaten Blitar/Foto: Erliana Riady
Blitar - Kericuhan terjadi di depan pintu masuk kantor Dispendukcapil Kabupaten Blitar di Satrian, Kanigoro, Kabupaten Blitar. Kericuhan terjadi, antara petugas pembagi nomor antrean dengan ratusan warga yang akan mengurus e-KTP.

Penuturan Nanik Parmiati (57), warga Slorok, Kecamatan Garum, dia yang datang sejak pukul 05.00 wib tidak mendapat nomor antrean. Sementara dia tahu, ada warga yang tidak duduk dan baru datang, justru mendapat nomor antrean. Nanik datang tidak atas undangan Dispenduk Kabupaten Blitar untuk mengambilan e-ktp.

"Saya sudah duduk disini sejak jam 5 lebih tadi. Katanya, yang duduk akan dapat nomor antrean lebih dulu. Saya memang duduknya dapat belakang, tapi harusnya yang datang dan sudah duduk yang didahulukan," protesnya pada petugas, Selasa (17/10/2017).

Hal senada juga dilontarkan Aan Budiawi (24) warga Tumpang, Talun yang datang lebih pagi sejak pukul 05.30 wib.

"Kemarin kesini jam 9 pagi sudah gak dapat antrean. Hari ini lebih pagi, katanya suruh duduk dulu nanti dibagi nomer antreannya. Jam 7 nomor antrean baru dibagikan, lha kok malah dikasih yang berdiri dekat pintu masuk, ya saya jelas protes dong," katanya dengan nada tinggi. Protes Aan berhasil, dia akhirnya dapat antrean nomor 260.

Pantauan detikcom, petugas yang kualahan pun lalu menertibkan dengan cara menyingkirkan warga yang berdiri di depan pintu. Sayang, sebanyak 300 nomor antrean tidak mungkin dibagikan ke warga yang sudah antre duduk datang lebih dahulu.

Akhirnya, petugas pun melalui pengeras suara mengumumkan jika nomer antrean ditambah 70 nomor lagi dan diberikan bagi yang antre dengan posisi sudah duduk tertib sejak awal datang.

Wargapun lalu berebut berlarian menuju selatan pintu yang ada beberapa deret kursinya. Mereka yang awalnya mendapat tempat duduk, ada yang kecewa karena tempat duduk sudah penuh terisi.

"Pulang aja, besok kesini Subuh saja. Saya tadi datang sekitar jam 7, saya pikir deketin jam buka kantor. Ternyata ruwet seperti ini. Mau gak ngurus itu butuh, ngurus kok ruwetnya seperti ini," keluh Sudianto yang rumahnya di Binangun, sekitar 25 km dari kantor Dispendukcapil.

Informasi yang dihimpun dari beberapa warga di lokasi, rupanya keributan berebut nomor antrean tak hanya terjadi hari ini saja. Suasana antrean panjang dan lama juga banyak dikeluhkan warga Kabupaten Blitar di media sosial. Pemandangan serupa seringkali terjadi di kantor ini. Kenapa hal ini dibiarkan terjadi berulang kali?

Kepala Kantor Dispendukcapil Kabupaten Blitar, Eko Budi Waseso menjelaskan, semua kembali ke budaya masyarakat yang susah untuk tertib.

"Kami sediakan nomor antrean itu 300 itu, menyesuaikan kapasitas kinerja kami yang sangat minim SDM dan sarana," jelasnya saat ditemui disela jam istirahat siang ini.

Seharusnya, terang Eko, yang datang kesini ini adalah warga yang telah mendapat undangan untuk perekaman dan cetak e-KTP saja. Namun kenyataanya, ada seratus lebih warga yang tidak mendapat undangan juga datang dengan tujuan sama.

"Kami ini hanya ada 43 pegawai dan 3 mesin cetak yang dioperasikan bergantian. Sehari kami hanya mampu cetak sekitar 300 keping e-KTP. Makanya, dalam sehari itu kami hanya undang 300 warga melalui pesan singkat di HPnya," ungkap Eko.

Undangan tambahnya, dikirimkan ke warga yang telah melakukan perekaman e-KTP dan memegang surat keterangan (suket) lebih dari enam bulan.

"Kami sudah keluarkan sebanyak 17 ribu suket, jadi ya memang harus sabar antre untuk diundang walaupun di suket itu diterangkan bahwa eKTP bisa diambil setelah enam bulan perekaman," terangnya.

Dari informasi yang dihimpun dari warga yang masih antre, dari 10 orang yang datang hanya 3 yang mendapat undangan. Sisanya, mereka datang berdasarkan keterangan yang tertera di Suket bahwa e-KTP bisa diambil setelah enam bulan dari masa perekaman.

"Saya gak dapat-dapat undangan kok. Padahal sudah hampir dua tahun rekamannya. Masak kesini nunggu dapat undangan. Mau sampai kapan," ucap Joko Pambudi warga Wlingi sambil membawa nomor antrean 275.

Paengamatan detikcom hingga pukul 13.00 WIB, Pambudi belum juga mendapat kepingan e-KTP. Dari pukul 09.00 hingga 13.00 WIB, petugas hanya enam kali membagikan keping e-KTP. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.