"Kami bangga ya, ruangan Command Center Surabaya bisa jadi contoh yang akan diangkat ke tingkat nasional," ujar Royke, Jumat (13/10/2017).
Menurut Royke, bangunan Command Center Polrestabes Surabaya ini termasuk kokoh dan efektif. "Saya sudah lihat tadi, lantai satu sampai lantai dua, cukup kokoh, efektif dan praktis ya, dari atas bisa kendalikan yang ada di bawah," kata Royke.
Royke juga mengatakan bahwa kondisi tersebut baru terlihat di Surabaya.
"Ini baru terjadi dan terlihat di Surabaya, jadi kami bangga dengan itu," tambahnya.
![]() |
"Ada anggaran untuk Regional Traffic Management Center yang sampai saat ini sudah ada di beberapa Polda meski belum banyak," tuturnya.
Ke depan, Royke mengatakan akan secara perlahan mengembangkannya. Dalam kesempatan ini Royke juga memantau langsung penindakan tilang elektronik di Command Center Polrestabes Surabaya. Menurut Royke, ke depan akan ada regulasi yang jelas terkait tindak lanjut proses tilang tersebut.
"Dalam masa transisi ini, tindak lanjutnya yaitu bukti dikirim ke alamat pemilik, ke depan regulasinya akan direvisi, diperjelas," ujarnya.
Saat ini yang dilakukan kepolisian adalah mengirimkan surat tilang ke alamat sesuai identitas kendaraan. Demikian juga dengan plat nomor kendaraan. Ke depan, menurut Royke akan ada kajian lebih lanjut.
"Kalau di negara-negara maju kan hurufnya warna gelap, backgroundnya yang terang, kalau kita kan untuk kendaraan pribadi kebalik. Nah itu kadang agak susah dideteksi CCTV," katanya.
Karena itu, pihaknya akan mengadakan kajian plat nomor kendaraan.
![]() |
Dalam kunjungannya, Royke turut memantau pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Surabaya hari ini. Beberapa diantaranya adalah pelanggaran menerobos lampu merah, di daerah manyar, Surabaya.
Royke menambahkan, tilang elektronik ini merupakan bentuk modernisasi kepolisian.
"Jadi bukan hanya perilaku saja yang modern, tapi alat juga. Ini juga akan ngirit tenaga," ujarnya. (iwd/iwd)