"Ditemukan sekitar pukul 11.00 WIB. Posisi jenazah sudah di tepi sungai. Sudah dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi. Selanjutnya diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan," kata salah seorang staf Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Dwi Nur Cahyo, Jumat (13/10/2017).
Saat ditemukan, lanjut pria yang akrab disapa Ayon ini, tubuh korban dalam posisi tertelungkup. Pakaian yang dikenakan juga masih utuh. Hanya saja, terdapat luka–luka lecet di wajah dan bahu.
"Untuk di wajah, luka yang kelihatan mencolok di bibir. Luka lain yang juga tampak adalah di bahu," kata Ayon.
Kendati ada luka di tubuh korban, Ayon memastikan bahwa itu tidak disebabkan oleh tindak kekerasan. Dia menduga luka itu disebabkan benturan antara tubuh korban dengan bebatuan sungai. Apalagi jarak antara peristiwa jatuhnya korban dengan penemuan jenazah sekitar 5 kilo meter.
"Jarak antara lokasi jatuh dan penemuan jenazah kan cukup jauh juga. Kemungkinan besar ketika hanyut itu tubuh korban terbentur batu atau benda keras lainnya. Sehingga menimbulkan luka. Jadi bukan karena tindak kejahatan," tandas Ayon.
Korban sendiri, sambung Ayon, semasa hidup memiliki riwayat menderi epilepsi. Kuat dugaan, dia terpeleset akibat penyakit epilepsinya kambuh.
"Mungkin saat main di tepi sungai itu penyakitnya kambuh sehingga terpeleset dan jatuh ke sungai. Jadi juga bukan karena unsur kesengajaan. Apalagi ada saksi yang melihat ketika itu korban bermain sendirian," tutup Ayon. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini