"Saya yakin kita semua bersaudara. Sayang sekali kalau perjuangan para pahlawan yang telah memerdekakan kita semuanya kemudian terpecah belah, lalu kita bermusuhan dengan musuh yang sesungguhnya saudara kita sendiri," ujar Risma saat memberikan sambutan di Polrestabes Surabaya, Kamis (12/10/2017).
Risma mengajak para pesilat dan suporter untuk tidak menyimpan dendam dan rasa benci yang akan membuat permusuhan di antara mereka.
"Mulai hari ini dan ke depan tidak ada permusuhan, pertikaian, dan perselisihan. Bukan hanya di Surabaya tapi juga Indonesia. Untuk apa kita pelihara yang namanya balas dendam, permusuhan yang justru akan merusak dan menggerogoti tubuh kita. Kita harus bisa memelihara persaudaraan kita," ujarnya.
Melihat perselisihan yang terjadi antara sesama anak bangsa, Risma selalu mengingat perjuangan para pahlawan Indonesia yang telah memperjuangan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kalau kita telusuri bersama, saya selalu kembali kepada para pejuang dulu. Kalau mereka mengetahui seperti ini kondisinya, mereka bisa menangis karena apa yang mereka perjuangkan sia-sia. Dulu berantemnya lawan penjajah kok sekarang sesama bangsa sendiri," tandasnya.
Apabila persaudaraan terjaga, Risma yakin Indonesia akan menjadi negara yang maju.
"Kalau kita bisa memelihara persaudaraan, saya yakin Indonesia akan menjadi negara yang maju," pungkasnya.
Puluhan pesilat dan suporter menyerukan deklarasi damai di Polrestabes Surabaya. Deklarasi perdamaian ini juga dihadiri oleh Kapolrestabes Surabaya Kombespol Mohammad Iqbal dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Selesai mendeklarasikan perdamaian, para perwakilan pesilat dan suporter beserta Risma dan Iqbal menandatangani pesan damai di back drop perdamaian tersebut, kemudian ditutup dengan pelepasan merpati sebagai simbol perdamaian. (iwd/iwd)