Dalam aksinya di depan kantor Pemkot Kediri, 50 pemuda itu melakukan aksi freestyle menggunakan sepeda BMX dan juga skateboard. Mereka juga melakukan audiensi dengan perwakilan wali kota di ruang Sekkota Kediri.
Koordinator aksi, Harris Efendi mengeluhkan perhatian dan Pemkot Kediri terkesan tidak mengakomodir komunitas sepeda BMX. Mulai dari latihan hingga dana akomodasi lomba dan pertandingan BMX maupun skateboard.
"Selama ini jika ada event lomba nasional maupun internasional, kami selalu menggunakan dana pribadi dari komunitas sendiri. Apalagi jika nanti dibangun RTH Sungai Brantas, jangan sampai pembangunan arena tidak sesuai dengan spesifikasi," kata Harris kepada detikcom usai audiensi dengan Pemkot Kediri, Rabu (11/10/2017).
![]() |
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Kota Kediri, Nurmuhyar meminta maaf jika selama ini terkesan tidak mengayomi atau bahkan tidak mengakomodir komunitas BMX dan skateboard. Sebab, pemkot tidak tahu akan event lomba nasional maupun internasional.
"Kami meminta maaf karena kami memang tidak tahu terkait lomba tersebut," jelas Nur Muhyar.
Nur Muhyar berharap ke depannya akan mengakomodir para komunitas bila ada event nasional maupun internasional. "Lebih baik para komunitas bisa mendatangi kantor kami untuk membicarakan event yang akan datang," tambahnya.
Sementara itu sejak tahun 2013, komunitas tersebut sudah mengajukan beberapa permintaan ke KONI. Namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari KONI Kota Kediri maupun Jatim.
Padahal, Kota Jakarta yang mengetahui jika di Kota Kediri ada komunitas olah raga ekstrem sering memberi undangan mengikuti event nasional maupun internasional. Dan semua anggaran saat ini ditanggung secara mandiri. (fat/fat)