Para pelajar mulai kelas 1 hingga 6 diajak bermain ular tangga, gobak sodor, kelereng, lompat tali, balap bakiak, egrang, menyanyi lagu daerah dan lain-lain. Permainan-permainan ini memiliki arti dan maksud tersendiri.
Seperti gobak sodor atau benteng sodor. Ada beberapa kelompok yang menjaga benteng dan melewati penjaga benteng. Dalam permainan ini anak diajar untuk kompak dengan temannya jika ingin menang.
Kelereng atau gundu merupakan permainan tradisional yang terbuat dari kaca bundar. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki, karena permainan ini membutuhkan skill.
![]() |
"Anak-anak adalah masa depan bangsa. Kami ingin mengembalikan rasa cinta anak-anak terhadap kebudayaannya sendiri," kata Koordinator Bidang Peningkatan Mutu SDN Klampis Ngasem Aan Faizzatur Rahma kepada wartawan di sekolahnya di acara PT Kino Indonesia, Selasa (10/10/2017).
Jika saat ini tidak dimulai melestarikan kebudayaan anak-anak, jelas Aan, lambat laun budaya dan ciri khas Indonesia akan hilang. "Ini merupakan tanggung jawab kita bersama," tambahnya.
Kepala Sekolah SDN Klampis Ngasem 1 Rini Wulandari mengaku, kebanyakan anak-anak lebih memilih memainkan gadget atau permainan modern yang minim aktivitas fisik. Padahal, bergerak bagi anak, memiliki banyak manfaat.
"Salah satu manfaatnya yakni kesehatan dan juga berpengaruh pada perkembangan kecerdasan. Di sisi lain, permainan tradisional juga mengajarkan banyak nilai yang baik untuk anak, seperti kerjasama dan tenggang rasa," tambahnya.
Dia menambahkan, puluhan anak didiknya juga diajak menyalurkan bakatnya dengan lomba menyanyi lagu-lagu daerah.
![]() |