Sedekah Bumi di Surabaya, Warga Berebut Gunungan

Sedekah Bumi di Surabaya, Warga Berebut Gunungan

Grasella Sofia Mingkid - detikNews
Minggu, 08 Okt 2017 13:23 WIB
Warga membawa gunungan untuk sedekah bumi (Foto: Grasella Sofia Mingkid)
Surabaya - Ada yang berbeda di RW 04 kecamatan Sambikerep Surabaya. Ratusan warga berarak-arakan menuju balai RW 04 sambil membawa bermacam-macam bentuk gunungan (ancak). Rupanya hari ini mereka hendak merayakan tradisi sedekah bumi.

Ratusan warga dari berbagai RT berjalan menuju balai RW 04 sambil diiringi musik gamelan khas Jawa Timur, tari reog, serta tari remo. Beberapa warga juga terlihat berdandan dengan rapi. Ada yang memakai pakaian adat Jawa Timur, topi dari daun-daunan, dan ada juga yang mamakai kostum wayang.

Meski telah berkembang menjadi kota metropolis yang maju dengan balutan teknologi, Surabaya tidak lantas melupakan adat-istiadat. Salah satunya tradisi sedekah bumi yang dikenal turun temurun.

Gunungan diletakkan di Balai RWGunungan diletakkan di Balai RW (Foto: Grasella Sofia Mingkid)
"Ini tradisi kami turun temurun, sebagai bentuk ucapan syukur atas nikmat Allah terhadap hasil panen," ujar ketua RW 04 Sambikerep, Bejo Sutrisno, Minggu (8/10/2017).

Bejo mengatakan, acara yang kembali diadakan tahun ini sudah merupakan tradisi. Melalui acara ini, warga diingatkan kembali untuk mengucap syukur dan memaknai kerukunan.

"Kami bersyukur atas nikmat Allah. Kami berharap semoga warga kami selalu makmur dan rukun," ujarnya.

Berbagai gunungan dan pertunjukan tradisional merupakan bentuk kerukunan warga. Bagaimana tidak, mereka mempersiapkan semuanya bersama-sama.

"Warga di masing-masing RT sudah mempersiapkannya sejak kemarin, bahkan sejak seminggu sebelum ini," tambah Bejo.

Riman (47) salah satu warga dari RT 08 mengatakan, gunungan mereka telah dipersiapkan sejak seminggu sebelum acara.

"Kami sudah siapkan sejak satu minggu lalu. Ini ada sekitar 1.5 kwintal buah," jelasnya.

Tari dan kesenian turut memeriahkan sedekah bumiTari dan kesenian turut memeriahkan sedekah bumi (Foto: Grasella Sofia Mingkid)
Tak tanggung-tanggung, Riman bersama sembilan orang lainnya mengangkat gunungan yang berbentuk buaya tersebut dari RT 08 menuju balai RW.

Lain lagi dengan Kismono (35) warga RT 12. Ia dan puluhan warga lainnya sudah menunggu di sekitar gunungan. Karena, selesai doa bersama, mereka akan segera menyerbu gunungan yang berisi buah dan berbagai lauk-pauk seperti ayam panggang dan urap.

"Ini mau siap-siap, habis doa langsung serbu," ujarnya.

Kismono bercerita, proses pembuatan gunungan selama satu minggu telah menambah keakraban antar warga.

"Ya nyusun ini pasti kita banyak interaksi kan, bagi tugas, siapa yang beli buahnya, siapa yang bikin kerangka gunungannya, jadi warga makin kompak," ungkapnya.

Tradisi seperti memang sudah seharusnya dipertahankan bersama dengan masuknya arus modernisasi di tengah kota seperti Surabaya ini. Tak lupa, walikota Surabaya Tri Rismaharini juga hadir untuk memberi dukungan pada warga.

Warga berebut mengambil buah dan sayur di gununganWarga berebut mengambil buah dan sayur di gunungan (Foto: Grasella Sofia Mingkid)
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.