"Selamat mudah mudahan mal pelayanan publik menjadi model pelayanan publik untuk Indonesia," ujar Asman dalam sambutannya saat meresmikan Mal Perizinan Kota Surabaya di eks Gedung Siola Jalan Tunjungan, Jumat (6/10/2017)..
Asman mengatakan, sudah ada beberapa pemerintah daerah yang membuat mal perizinan tetapi dianggap masih belum matang karena ada beberapa hal.
"Harusnya DKI dulu, ternyata Surabaya dulu. Ternyata larinya bu wali lebih kencang dari lainnya," kata Asman.
Asman berjanji bahwa pihaknya akan segera menghubungi beberapa kementerian agar menempatkan pelayanan perizinannya di Mal Perizinan Surabaya.
"Tadi imigrasi sudah berjanji akan membuka layanan perpanjangan dan pembuatan paspor di sini. Ke depan saya akan coba ke Menteri ATR agar buka konter pertanahan di sini dan Kemenag agar buka KUA. Kalau perlu bu wali bikinkan tempat pelaminan, jadi setelah nikah langsung duduk disana buat foto foto," tambah Asman.
Asman sempat membandingkan dengan Mal Perizinan di beberapa negara. "Di Kanada butuh 20 tahun untuk mengintegrasikan perizinan. Tapi di Surabaya tidak sampai 1 tahun sudah bisa 160 lebih perizinan termasuk kepolisian dan layanan lainnya. Terus tingkatkan," ujar Asman.
Usai meresmikan Mal Perizinan Kota Surabaya, Asman bersama Risma dan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Mohammad Iqbal berkeliling melihat pelayanan di Mal Perizinan serta meninjau command center 112.
Risma mengatakan bahwa Mal Perizinan Kota Surabaya saat ini sudah mempunyai 160 lebih bentuk perizinan yang ada di satu lokasi.
"Mal pelayanan publik yang kami impikan bersama, ini salah satu bentuk kebersatuan kita dari pemerintah bersatu padu membantu pelayanan dengan mudah karena di satu tempat," kata Risma.
Risma juga mengungkapkan jika eks Gedung Siola sebelumnya ikut mati seiring banyaknya pertokoan di kawasan tersebut tutup.
"Dulu kawasan ini kawasan mati karena ditinggalkan pedagang. Alhamdulillah sekarang tidak terjadi gedung hantu," tutup Risma. (ze/iwd)











































