Buku bacaan yang dibagikan ke beberapa SD di Kabupaten Malang itu merupakan bantuan pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) 2017.
Buku-buku itu diterima SDN Bedali Juli 2017 lalu melalui PT. Yasarah Karya Utama, sebagai pemenang tender lelang senilai Rp 1,1 miliar.
"Kami awalnya tidak tahu, kalau ada judul buku mengisahkan misteri hantu. Setelah kami cek satu per satu sesuai daftar judul buku yang disalurkan ternyata memang ada. Kami akan menolaknya nanti," kata Widiarti, salah satu guru SD Negeri Bedali Jalan Raya Bedali, Lawang, Kamis (5/10/2017).
![]() |
Menurut Widiarti, buku dengan judul Misteri Hantu Gentayangan serta Hantu Pojok Rumah, jelas tidak baik dibaca oleh anak didiknya.
Pengetahuan seperti itu, kata dia, semestinya tidak diberikan kepada anak-anak sekolah dasar, karena akan membawa dampak serius.
BACA JUGA: Hii, Koleksi Perpustakaan SD di Malang Disisipi 'Hantu Pojok Rumah'
"Bagi kami, buku dengan judul itu tak layak. Meskipun ini bantuan, tetapi kita sebagai pendidik harus selektif demi membangun karakter anak-anak," tutur wanita berjilbab ini.
Dari cek list yang dilakukannya, memang ada ratusan judul buku yang mewakili sejumlah mata pelajaran seperti IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, dan PPKN.
Selain dua judul buku memuat misteri hantu, buku-buku lain benar dan jelas memberikan edukasi kepada pembacanya yakni anak-anak SD sesuai kebutuhan mereka.
![]() |
"Kalau lainnya sekilas memang sesuai kebutuhan anak-anak untuk menambah wawasan, tetapi nanti akan kami cek satu per satu. Karena berdasarkan pengalaman dulu, ada buku berisi tentang bagaimana orang memiliki istri dua atau istri simpanan. Yang hal itu jelas-jelas tidak boleh dikonsumsi atau dibaca anak-anak," tegasnya.
Sementara, Direktur Utama PT. Yasarah Karya Utama Yudi Prasetiawan saat dikonfirmasi detikcom, mengaku, selain SD Negeri Bedali, Lawang, ada 21 SD lain di wilayah Kabupaten Malang yang menerima buku koleksi perpustakaan itu.
Yudi juga mengakui sebagai pemenang tender hanya mendistribusikan paket buku kepada SD penerima, karena judul buku serta penerbit telah ditentukan oleh Kementerian Pendidikan.
"Ada 22 SD yang menerima, kami hanya mendistribusi saja selama empat hari selesai. Masing-masing sekolah menerima satu paket yang berisi 2.500 judul buku untuk koleksi perpustakaan," ujar Yudi terpisah. (bdh/bdh)