Sungai itu tepatnya berada di Dusun Kauman, Desa Bangsal. Suangai selebar 2 meter itu biasa disebut warga setempat dengan Sungai Kauman.
Selain airnya jernih, sungai yang mengalir di tengah pemukiman penduduk ini nampak rapi dengan plengsengan di sepanjang bantarannya. Tak seperti kebanyakan sungai di Indonesia yang dicemari sampah, sungai kecil ini nampak bersih.
Padahal, tiga tahun yang lalu sungai ini menjadi tempat warga sekitar untuk membuang sampah. Ya, budaya membuang sampah di sungai dulunya juga mewabah di kampung ini.
"Kondisi air sungai jernih, tapi dulu banyak warga yang membuang sampah ke sungai," kata Ketua RT 6 RW 1 Dusun Kauman Panggih Hariyanto (52) kepada wartawan di lokasi, Kamis (5/10/2017).
Baru tahun 2014 lalu, lanjut Panggih, pemuda karang taruna di RT 5 dan 6 Dusun Kauman menjadikan Sungai Kauman sebagai tempat budidaya sejumlah jenis ikan air tawar. Awalnya, 2 kwintal benih ikan disebar di sungai ini. Mulai dari ikan Bawal, Gurame, Mujair, Patin dan Ikan Mas.
![]() |
Sebuah paguyuban budidaya ikan pun dibentuk warga dua RT tersebut. Paguyuban bernama Sami Rukun itu beranggotan 130 keluarga di RT 5 dan 6. Aliran sungai sepanjang 200 meter yang mengalir di wilayah kedua RT tersebut ditetapkan sebagai tempat budidaya ikan.
Agar ikan tak hanyut terbawa aliran sungai, warga memasang sekat berupa jaring di Sungai Kauman. Jaring itu juga berfungsi menyaring sampah yang hanyut dari kampung lain.
"Dalam setahun biasanya bisa 2-3 kali panen, sekali panen kami mendapatkan ikan 5-6 kwintal," ujar Panggih.
![]() |
Seperti hari ini, warga memanen ikan hasil budidaya di Sungai Kauman. Hasilnya cukup menggiurkan. Bagaimana tidak, beragam jenis ikan air tawar itu jumlahnya melimpah, ukurannya juga besar-besar sehingga membuat siapa saja tak sabar untuk segera memasaknya.
Suksesnya budidaya ikan di Sungai Kauman ini, kata Panggih, mengubah total kebiasaan warga membuang sampah ke sungai. Kini warga bahu-membahu menjaga kebersihan sungai dari sampah. Mereka dengan suka rela membuat bak sampah di depan rumah masing-masing.
Omzet dari hasil budidaya ikan di sungai itu mencapai puluhan juta rupiah dalam setahun.
"Keuntungan dari budidaya ikan ini setiap tahun Rp 20-25 juta. Kami gunakan untuk kegiatan sosial, kegiatan lingkungan dan menata rambu jalan," terangnya.
Keberadaan budidaya ikan di Sungai Kauman ini juga menjadi tempat bermain anak-anak warga setempat. Untuk mengisi waktu luang sepulang sekolah, mereka bermain sembari memberi makan ikan di sungai. Melimpahnya ikan di sungai menjadi daya tarik bagi anak-anak untuk rajin memberi makan ikan.
Ada pula yang memilih mandi di Sungai Kauman karena airnya yang jernih. "Sehari (mandi di sungai) bisa sampai empat kali karena airnya jernih, tak ada sampah, juga sungai tak dalam," ungkap salah satu anak warga sekitar Miftakhul Rosikin (12). (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini