Udheng adalah penutup kepala dari kain yang merupakan bagian dari kelengkapan sehari-hari seorang pria di Pulau Jawa dan Bali. Tiap daerah memiliki bentuk dan motif batik pada udhengnya, termasuk Banyuwangi.
Tak sekadar penutup kepala biasa, udheng adalah perlengkapan wajib bagi laki-laki masyarakat Osing Kemiren saat menggelar ritual. Bentuk persegi pada kain untuk udheng memiliki inti atau pusat. Secara filosofi Jawa dipahami sebagai ekspresi dari keyakinan masyarakat tentang pandangan hidup.
"Prinsip pemikiran manusia Jawa terbagi dalam empat ruang dengan satu pusat dimana empat ruang tersebut mengacu kepada empat arah penjuru mata angin dengan satu pusat. Konsep pemikiran ini merupakan konsep pemikiran keseimbangan untuk mencapai harmoni. Udheng Osing sendiri sebagian besar masih menggambarkan kupu-kupu pada ujungnya sebagai lambang kesempurnaan yang harus meninggalkan keindahannya untuk mencapai satu kesempurnaan dari kehidupan ini," papar ketua Komunitas Batik Jawa Timur di Surabaya (KIBAS) Lintu Tulistyantoro, Kamis (5/10/2017).
Udheng kelengkapan pria di Pulau Jawa dan Bali/ Foto: Michelle Alda |
Tata cara penggunaan Udheng Osing secara umum dibagi menjadi dua. Yakni, Udheng Tongkosan yang menutupi seluruh kepala dengan dua segitiga di sisi kanan dan kirinya dan Udheng Sampatan yang terbuka dengan segitiga di bagian belakangnya.
"Udheng Tongkosan ini resmi dan digunakan saat ada acara formal dan ritual, sedangkan Udheng Sampatan itu lebih santai, biasanya digunakan oleh para penari dan pemain musik," ujar Budayawan Banyuwangi sekaligus Seksi (Kasi) Adat dan Cagar Budaya di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Aekanu Hariono sambil memperagakan pembuatan Udheng Sampatan.
Konon, setiap udheng memiliki aura yang mampu membuat seseorang merasa lebih percaya diri.
"Orang yang pakai udheng sama yang nggak pakai itu ketok (terlihat) beda, auranya beda. Orang yang pakai udheng biasanya terlihat lebih percaya diri," ujar Aekanu.
Aekanu mengaku tiap udheng memiliki auranya tersendiri. Hal ini dibuktikan dengan pengalamannya saat ia mengadakan pameran ke Perancis pada bulan Mei yang lalu.
"Dulu saya waktu pameran ke Perancis orang-orang pada lihatin saya, bahkan sampai ada yang ngajak saya foto. Mereka tertarik lihat saya pakai udheng, padahal ada juga lho yang pakai udheng selain saya," pungkasnya sambil tertawa. (fat/fat)












































Udheng kelengkapan pria di Pulau Jawa dan Bali/ Foto: Michelle Alda