Mahasiswa ITS Kembangkan Alat Orthopedi Berbasis Magnesium

Mahasiswa ITS Kembangkan Alat Orthopedi Berbasis Magnesium

Grasella Sovia Mingkid - detikNews
Kamis, 05 Okt 2017 08:52 WIB
Foto: Istimewa
Surabaya - Seseorang yang mengalami patah tulang, biasanya memasang alat orthopedi atau alat fiksasi agar bisa tersambung kembali. Namun, bahan-bahan dari alat tersebut tak jarang tidak ramah lingkungan dan relatif mahal.

Bermula dari kondisi itu, dua mahasiswa Departemen Kimia Fakultas Ilmu Alam ITS, Mohamad Mualliful Ilmi dan Denny Okta Kusumawardhana, terinspirasi mengembangkan potensial materi yang lebih ramah lingkungan dan murah.

"Selama ini alat-alat orthopedi dibuat dari alloy (Perpaduan logam, red), titanium dan platina. Logam-logam tersebut faktanya sulit terdegradasi dan dapat menjadi racun jika larut dan bebas ke dalam tubuh dalam jumlah besar," ujar Ilmi, Kamis (5/10/2017).

Ilmi dan Denny Okta mencoba mengembangkan potensial materi orthopedi berbasis magnesium. Tak hanya itu, mereka juga merancang metode produksi magnesium yang ramah lingkungan.

"Selama ini produksi magnesium selalu menggunakan proses down yang mencemari lingkungan karena perlu penggalian atau penambangan yang merusak lingkungan dan mengemisikan CO2. Sedangkan kami mencoba menggunakan metode elektrolisis langsung yang cukup pakai energi listrik, dan magnesiumnya kami peroleh dari air laut," papar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Kimia (Himka) itu.

Menariknya, ide tersebut terinspirasi dari pengalaman Ilmi yang pernah mengalami operasi patah tulang. Operasi tersebut mengharuskan tulangnya dipasang implan dan membutuhkan biaya besar untuk mengambilnya.

"Akhirnya saya berkeinginan untuk mencari potensi material pengganti yang dapat terdegradasi tanpa pengangkatan dan dapat disintesis secara ramah lingkungan," ungkap Ilmi.

Dari pengalaman dan pemikiran itulah, akhirnya Ilmi mengajak Denny yang juga rekan satu departemennya untuk mewujudkan gagasan tersebut. Gagasan yang cemerlang itu pun telah berhasil mengantongi juara pertama dalam ajang Indonesian Youth Conference on Sustainable Development (IYCSD) 2017 di Yogyakarta, akhir September lalu.

Konferensi tersebut berskala internasional karena pesertanya juga berasal dari peserta summer camp di Universitas Gadjah Mada (UGM). Karena itu, Ilmi bersama rekannya harus mempresentasikan gagasannya tersebut dalam bahasa Inggris. "Persiapannya mendadak sekali karena harus disampaikan dalam bahasa Inggris, dan kami hanya latihan dalam waktu singkat saat itu," tuturnya.

Menariknya lagi, kebanyakan peserta dari kategori yang diikutinya ternyata mahasiswa S2.
Ada empat kategori dalam konferensi tersebut yaitu kesehatan, sains dan teknologi, agroteknologi dan sosial humaniora. "Karya kami saat itu termasuk dalam kategori sains dan teknologi," ujar Ilmi yang bertindak sebagai ketua tim. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.