.webp)
Tak hanya itu, puluhan kios-kios ikan milik masyarakat Muncar, berjajar menawarkan ikan-ikan segar hasil tangkapan nelayan. Muncar dahulu dikenal sebagai sentra penghasil tangkapan ikan di terbesar kedua setelah Bagan Siapi-api. Namun karena sudah lama paceklik ikan berkepanjangan, Muncar sepi tangkapan ikan.
"Ikan susah mulai muncul kembali. Yang menjadi titik tekan dalam festival ini, adalah meningkatkan nilai jual dari hasil tangkap ikan nelayan itu sendiri," terang Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widiyatmoko saat membuka acara, Selasa (3/10/2017).
Dalam acara Fish Market Festival sendiri, berisi berbagai kegiatan pengelolaan hasil tangkap ikan. Mulai dari bakar ikan, tumpeng ikan dan lomba los (tempat penjualan ikan) bersih. Dengan berbagai kegiatan tersebut, diharapkan bisa memberikan edukasi kepada masyarakat nelayan untuk mengelola hasil tangkap ikan dengan baik.
Selain itu, dalam kegiatan tersebut, juga bertujuan untuk menjadikan kawasan pelabuhan ikan menjadi wahana ekowisata.
 Fish Market Festival di TPI Brak/ Foto: Ardian Fanani |
"Kita edukasi masyarakat untuk bisa mengelola pelabuhannya bisa bersih dan tertata, sehingga kedepannya bisa menjadi tempat ekowisata para pecinta ikan, sebagaimana di Jepang dan Korea," ujar Yusuf.
Festival ini pun juga dirangkai dengan kampanye gemar makan ikan. Daya konsumsi ikan, baik dari hasil tangkap maupun budidaya, harus ditingkatkan guna mendukung pemenuhan gizi masyarakat. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Ketua TP PKK Kabupaten Banyuwangi Ipuk Festiandani Azwar Anas.
"Kita mengajak semua PKK di Banyuwangi terlibat dalam acara ini, untuk bisa mengkampanyekan kepada masyarakat agar bisa meningkatkan konsumsi ikan. Selain harganya terjangkau, ikan sarat dengan gizi dan protein," ungkapnya.
Sehari sebelumnya, juga digelar musyawarah besar nelayan. Dalam acara ini, nelayan diajak untuk bermusyawarah dalam menciptakan produk berbasis ikan dengan kwalitas yang baik dan berdaya saing.
"Titik tekannya adalah bagaimana mengajarkan masyarakat nelayan untuk berpijak pada teknologi hasil pangan. Contohnya, bagaimana menjadikan terasi yang tadinya hanya dijual murah perkilogram, kini menjadi lebih mahal dan berprospek menjanjikan dengan dibuat bubuk dan dikemas lebih baik," papar Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Banyuwangi Hary Cahyo Purnomo. (fat/fat)
