"Kami menuntut keadilan. Aplikasi online adalah milik bangsa asing, jangan mau diadu domba dengan mereka," ujar Hamid, koordinator lapangan yang melakukan orasi, Selasa (3/10/2017).
Mereka menuntut agar pemerintah tidak diatur oleh bangsa asing. "Indonesia adalah negara merdeka. Jangan sampai pejabat mau diatur bangsa asing, jangan mau nempel," tambah Hamid.
Massa berkumpul di depan kantor gubernur Jatim/ Foto: Gracella Sovia Mingkid |
Dalam orasinya, Hamid juga berulangkali mengimbau agar massa tetap tertib dan tidak membuat ricuh.
"Dengan semangat arek-arek Surabaya, ayo kita sampaikan pendapat kita secara tertib dan rasional, jangan mau terprovokasi dengan pihak lain, kita harus tertib," ujarnya
Para sopir angkot ini juga menuntut agar angkutan online di Surabaya, ditutup.
Ribuan sopir bergantian berorasi/ Foto: Gracella Sovia Mingkid |
"Kami mau taksi online khususnya, ditutup. Kami akan terus melakukan aksi ini sampai tuntutan kami terpenuhi," jelas Muhammad Nur Kholis, koordinator angkot lyn H-1 kepada detikcom.
Menurut Nur, jika tidak ada mediasi yang baik di kantor gubernur, massa akan pindah di depan Gedung Negara Grahadi. Sementara dari pantauan detikcom, Kapolrestabes Surabaya Kombespol M. Iqbal juga memantau jalannya aksi massa. (fat/fat)












































Massa berkumpul di depan kantor gubernur Jatim/ Foto: Gracella Sovia Mingkid
Ribuan sopir bergantian berorasi/ Foto: Gracella Sovia Mingkid