Sebelumnya, para supir taksi reguler pernah merencanakan aksi demo pada tanggal 6 April 2017, namun aksi tersebut batal karena mereka dipertemukan dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Gedung Negara Grahadi.
"Iya benar, besok rencananya ada demo di sekitar Tugu Pahlawan. Peserta demonya kurang lebih 1.000 orang, yaitu orang-orang yang bekerja sebagai pengemudi angkot dan pengemudi taksi reguler," ujar Ketua DPC Organda Kota Surabaya Sonhaji saat dihubungi detikcom, Senin (2/10/2017).
Ada tiga tuntutan yang akan disampaikan oleh para pengemudi angkutan umum di Surabaya. Pertama mereka meminta agar taksi online tidak beroperasi lagi di Jawa Timur, khususnya Surabaya karena belum mendapatkan legalitas dari pemerintah untuk beroperasi.
"Tuntutan pertama adalah taksi online tidak beroperasi lagi di Jawa Timur, khususnya Surabaya karena belum mendapatkan legalitas dari Pemerintah untuk beroperasi. Daripada merugikan para pengemudi angkutan umum, kami minta dengan hormat untuk ditutup saja," ujar Sonhaji.
Kedua, apabila taksi online tetap mau beroperasi maka harus mengurus ijin secara resmi dengan menentukan kuota armadanya.
"Kedua, kalau mau tetap beroperasi, mereka (taksi online) harus mengurus izin secara resmi dengan menentukan jumlah kuotanya, misalnya 4000. Saat ini jumlah taksi online di Jawa Timur ada sekitar 40.000. Kalau nggak dibatasi seperti itu kan juga merugikan angkutan umum lainnya," tambah Sonhaji.
Ketiga, taksi online tidak boleh beroperasi di tempat umum, seperti terminal, bandara, rumah sakit, dan lain-lain.
"Terakhir, taksi online tidak boleh beroperasi di tempat umum, seperti terminal, bandara, rumah sakit, dan lain-lain. Kalau masih beroperasi akan menyulitkan pengemudi taksi reguler mendapatkan penumpang," pungkas Sonhaji. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini