"Tak ada masalah. Karena kami hanya stasiun penyaluran. Untuk order, Pertamina yang menentukan," kata Santoso, Direktur SPPBE Taman, Bondowoso, saat dikonfirmasi detikcom, Jum'at (29/9/2017).
Dia menyampaikan, hingga saat ini pihaknya mengaku bahwa penyaluran elpiji dari SPPBE yang dikelolanya masih normal-normal saja.
Karena, diimbuhkan Santoso, SPPBE hanya sebagai stasiun penyalur. Selanjutnya untuk penyaluran ke konsumen dilakukan oleh agen, berdasarkan order dari pihak Pertamina.
"Kami hanya melayani pengisian berdasarkan order dari agen yang direkomendasi Pertamina," jelasnya.
Kelangkaan bahan bakar elpiji 3 kg terjadi di beberapa kecamatan di Bondowoso, beberapa hari terakhir ini. Kelangkaan terjadi di Kecamatan Wringin, Tamanan, dan Grujugan, Sukosari, dan Cermee.
Menurut Diana (38), warga Wringin, untuk melakukan isi ulang tabung gas bersubsidi tersebut butuh waktu berhari-hari. Sebab, di beberapa tempat pengecer selalu kosong.
"Sudah 3 hari ini kami gak bisa masak. Gas elppiji habis. Nyari di toko-toko langganan juga kosong," tutur Diana.
Menurut salah seorang pengecer di Cermee, Hasan (32), pengiriman dari distributor memang tersendat. Hanya saja, dia mengaku tidak mengetahui penyebabnya.
Senada disampaikan H. Asnan (43), seorang pengecer di Sukosari. Dikatakannya, dalam benerapa hari terakhir elpiji ukuran 3 kg memang susah. Bahkan, ada beberapa pengguna yang sudah pesan 2 hari.
"Tapi karena memang gak ada barangnya, ya tetap nunggu," kata Asnan. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini