"Itu batanya mirip sama peninggalan di Trowulan," kata Kepala Unit Humas dan Kesekretariatan BPCB Jatim Sudaryanto saat dihubungi detikcom, Kamis (28/9/2017).
Peninggalan Majapahit di Trowulan mayoritas tersusun dari bata merah yang berukuran besar. Seperti Candi Brahu, Bajang Ratu, Candi Tikus, Candi Gentong dan situs purbakala lainnya.
Sudaryanto menjelaskan, pihaknya telah meninjau langsung penemuan situs Karobelah. Namun, peninjauan itu sebatas dokumentasi dan pendataan terhadap situs tersebut.
Menurut dia, dimungkinkan struktur bangunan dari bata merah itu cukup panjang. Pasalnya, di bekas galian warga yang membuat parit di lokasi, juga ditemukan struktur serupa yang diduga sebelumnya tersambung. Hanya saja struktur yang lainnya sudah rusak.
"Struktur yang utuh hanya sepanjang 8 meter, lainnya hancur sehingga sulit dideteksi bentuk bangunan aslinya," ujarnya.
Struktur bangunan ini ditemukan pada kedalaman sekitar 50 cm dari permukaan tanah. Ketinggian bangunan sendiri sekitar 60 cm dengan ketebalan sekitar 40 cm. Struktur ini tersusun dari bata merah kuno.
"Kami belum bisa memastikan bentuk bangunan itu apa, tak ada bukti pendukung sama sekali, hanya tumpukan bata merah," terang Sudaryanto.
Pecahan gerabah yang banyak ditemukan di situs Karobelah ini, tambah Sudaryanto, juga tak bisa dijadikan petunjuk bentuk bangunan asli dan era pembuatannya. Pasalnya, sebagian besar artefak dalam kondisi hancur.
"Dalam watu dekat kami terjunkan tim arkeolog ke lokasi, saat ini arkeolog kami masih bertugas di tempat lain," tandasnya.
Struktur bangunan itu ditemukan oleh Slamet (40) di sawah Dusun/Desa Karobelah, Mojoagung, Jombang, Rabu (24/9) sore. Saat itu dirinya sedang menggali tanah uruk untuk pembangunan jalan lingkungan. Lokasi situs hanya sekitar 200 meter dari permukiman penduduk. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini