Supri (45), warga RT 13 RW 3 Desa Sugihwaras Kecamatan Maospati menuturkan dirinya mencari elpiji untuk dijual lagi hingga ke wilayah Kecamatan Barat. Namun semua pangkalan kosong tidak tersedia.
"Ini menunggu datang elpiji mas sejak pukul 7 pagi. Ternyata tidak kebagian, sudah diserbu pedagang lain," kata Supri, saat mengantre di pangkalan Bu lis Jalan Raya Barat Desa Karangsono, kepada detikcom, Sabtu (23/9/2017).
Supri menambahkan sudah 2 minggu ini tingkat pengecer dijatah pangkalan hanya 7 tabung elpiji, seminggu sekali. Padahal sebelumnya, seminggu sekali mendapat 10-20 tabung.
Sementara Siti Aurel (30) warga Desa Kentangan Kecamatan Sukomoro juga mengeluh susahnya mencari elpiji hingga ke Magetan kota. Jika pun dapat, harganya Rp 22 ribu.
"Ini cari sampai jauh harga juga Rp 22 ribu, padahal kan normalnya hanya Rp 17-Rp 18 ribu. Di pangkalan kan normal Ro 16 ribu," jelas Siti dengan nada kesal.
Sementara Yanto (45), pengawas SPBU Kecamatan Barat menuturkan pangkalannya juga mendapat pengurangan jatah elpiji. Pengiriman normal biasanya 360 tabung seminggu 2 kali, kini hanya seminggu 1 mendapat 235 tabung saja.
"Ndak tahu ini kenapa kok dikurangi kiriman dari distributor Madiun, padahal permintaan bertambah," jelas Yanto.
Dari pantauan detikcom tampak para pengecer mondar-mandir mencari pangkalan namun kosong semua. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini