Meski sempat kembali melanjutkan proses belajar mengajar, orangtua empat siswa sempat menjenguk. Kejadian ambrolnya atap tersebut tidak disangka-sangka. Apalagi kejadiannya berlangsung cepat.
Kepala Sekolah SDN Patrang 1, Sulton Lukito mengatakan sudah berulang kali sejak tahun 2013 mengajukan renovasi, sebab kondisinya sudah tidak layak. Namun Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Jember hanya melakukan survei.
"Belum ada realisasi. Katanya kalau 2017 sudah lewat, masih menunggu lagi tahun 2018. Akhirnya eternit ini ambrol pada saat anak-anak sedang belajar mata pelajaran Tematik di kelas," ujar Kasek Sulton saat ditemui di sekolah, Rabu (20/9/2017).
Kasek Sulton mengaku atap eternit itu membuat anak didiknya berhamburan keluar. "Langsung ambruk dan anak-anak berhamburan ke luar kelas semua. Sebagai tindakan pertolongan pertama, empat anak yang tertimpa eternit tersebut langsung dirawat di UKS," tambah Sulton.
"Sejujurnya kami juga khawatir dengan kondisi UKS ini. Karena kondisinya tidak jauh berbeda dengan ruang kelas yang atapnya roboh itu," tambah Sulton sembari menunjukkan atap UKS.
Dia menjelaskan pihaknya melakukan pengajuan renovasi yang berjumlah 5 kelas ke Dispendik Kabupaten Jember. "Pengajuannya sudah kami lakukan bertahun-tahun dan berkali-kali. Sebab, kondisi ruang kelasnya sangat parah sekali," tegasnya.
Pasca atap eternit ambrol, lanjut Sulton, Dispendik Kabupaten Jember juga sudah mendatangi pihak sekolah. "Dari dinas pendidikan sudah datang melihat Pak Khusni, dan sempat menjenguk anak yang dirawat di UKS ini. Setelah itu anak-anak yang menjadi korban itu dijemput pulang oleh orang tuanya masing-masing," tuturnya.
Sementara itu, salah seorang siswa yang tertimpa reruntuhan eternit, Bima Rasya Ramadhan, mengaku kesakitan di bagian kepala akibat tertimpa atap eternit ruang kelas yang runtuh itu. Namun meski begitu, ia mengaku masih tetap bisa mengikuti kegiatan belajar selanjutnya.
"Sebenarnya teman-teman sudah tahu kalau atap ruang kelas akan runtuh, namun mereka takut untuk menyampaikan kepada Bu Guru saat pelajaran berlangsung," katanya.
Namun tidak selang lama, lanjut dia, tiba-tiba eternit atap ruang kelas ambruk dan menimpa sejumlah siswa yang duduk di belakang. Hal itupun sontak membuat kaget seluruh siswa yang sedang mengerjakan lembar kerja siswa (LKS).
"Kami berharap plafon atap ruang kelas segera diperbaiki, agar siswa bisa belajar dengan tenang dan tidak khawatir akan kejatuhan atap lagi," ujarnya.
Berdasarkan data di Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, total ruang kelas yang rusak ringan, sedang dan berat baik di SD maupun SMP negeri tahun 2017 tercatat 7.743 ruangan. Ribuang ruangan itu tersebar hampir merata di 31 kecamatan di Jember. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini