"Sebagai salah satu operator jalan tol, kami secara perlahan sudah menerapkan program non tunai di jalan tol dengan melaksanakan pembayaran tol dengan menggunakan kartu elektronik," kata General Manager PT Jasa Marga Cabang Surabaya Teddy Rosady, Rabu (20/9/2017).
Ia mengatakan, Jasa Marga telah menyiapkan perencanaan non tunai sejak tiga bulan lalu, dengan melakukan berbagai program.
"Di antaranya bekerja sama dengan Himbara, Himpunan Bank Negara dan terus melakukan sosialisasi," terangnya.
Katanya, Jasa Marga akan melakukan penerapan non tunai secara bertahap di 15 gerbang tol di Jawa Timur. Per 1 Oktober, gerbang tol yang mulai menerapkan e-toll yakni, Satelit, Gunungsari 1 dan 2, Japanan Gempol.
Per 10 Oktober berlaku di gerbang tol Dupak, Banyu Urip 1-5 gerbang. Per 17 Oktober diterapkan di gerbang tol Waru. Pada 24 Oktober, di gerbang tol Sidoarjo. Tol Jembatan Suramadu diterapkan e-toll per 31 Oktober 2017.
"Kita berlakukan bertahap, untuk fokus persiapan di gerbang-gerbang. Serta memudahkan penangananya," terangnya.
Ia menambahkan, pihaknya sudah menerapkan e-toll sejak 2012 atau lima tahun lalu di tol Surabaya-Gempol, bekerjasama dengan Bank Mandiri.
"Animo masyarakat pengguna kartu elektronik sampai sekarang mencapai 18 persen dari total volume 270 ribu kendaraan per hari," jelasnya.
Sementara Senior Vice President Regional Transaction & Consumer Head Bank Mandiri Susatyo Anto Budiyono mengatakan, gerakan nasional non tunai (GNNT) sudah dilakukan lebih dulu sejak 2013 lalu, dengan mengenalkan Mandiri e-Cash. Juga sudah mengenalkan e-Money.
"Bank Mandiri sudah memperkenalkan layanan digital sejak lama. Kalau sekarang dipertegas lagi dan menjadi kewajiban, kita tinggal jalan saja," ujarn Susatyo.
Ia mencontohkan penerapan GNNT seperti Laku Pandai, dengan merekrut agen di daerah yang terjangkau bank konvensional. "Bank Mandiri akan menyiapkan 3 juta kartu, dan akan ditambahkan sesuai dengan kebutuhan," jelasnya. (roi/fat)