Kerupuk rambak biawak bisa dijumpai di Depot Indah, Dusun Klubuk, Desa Sumbersari, Sambeng, Lamongan. Warung ini menyediakan menu biawak bumbu rujak. Nah, kulitnya daripada dibuang, pemilik warung Kustiningsih mengolahnya menjadi kerupuk.
"Kulitnya nyambek (biawak, red) ini sisa dari masakan biawak bumbu rujak," kata Yanto, karyawan Depot Indah kepada detikcom, Rabu (20/9/2017).
Pembuatan kerupuk rambak tak lazim ini, lanjut Yanto, membutuhkan waktu cukup lama. Semula kulit biawak dipotong-potong seukuran jari, kemudian dicuci bersih dan direbus sampai lunak.
"Setelah itu dibumbui dan dijemur sampai kering baru bisa digoreng," terangnya.
![]() |
Proses cukup panjang itu, kata Yanto, bisa memakan waktu minimal dua hari. Menurut dia, 1 kwintal biawak hanya bisa menghasilkan 10 kg kerupuk rambak.
Kerupuk rambak biawak itu sementara ini hanya dijual di Depot Indah sendiri. "Satu bungkus seberat setengah ons di jual Rp 3 ribu," kata pemilik Depot Indah, Kustiningsih.
Dari memanfaatkan kulit biawak yang kebanyakan terbuang, Kustiningsih meraup keuntungan yang cukup lumayan. Rata-rata dalam sehari, kerupuk rambak buatannya terjual 30 bungkus.
"Keuntungannya Rp 90 ribu sehari," ungkapnya.
Gurihnya kerupuk rambak biawak ini sudah tak diragukan lagi. Salah seorang pengunjung Depot Indah Ardy mengaku kerupuk rambak biawak menjadi favoritnya. Makan di depot ini rasanya tak lengkap tanpa didampingi kerupuk tersebut.
"Rasanya gurih-gurih asin gitu, cita rasanya khas, dan yang pasti renyah banget," ungkapnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini