"Hendak menerobos traffic light, kan bahaya itu. Di sini banyak persimpangan," ujar Iqbal, Senin (18/9/2017).
Iqbal sengaja melakukan gatur lalin untuk merasakan sendiri bagaimana kondisi di lapangan seperti yang dilakukan anggota lalu lintas saat bertugas sehari-hari. Setelah cukup lama berada di perempatan, Iqbal kemudian berjalan ke arah barat ke Jalan Pemuda.
Di depan Plaza Surabaya, Iqbal bertemu dengan petugas Dinas Perhubungan Surabaya yang melakukan tugasnya dengan mengendarai segway. Iqbal berbincang dengan petugas itu. Iqbal yang ingin merasakan bertugas seperti petugas dishub mencoba segway tersebut.
![]() |
Di depan Monumen Kapal Selam (Monkasel) ada petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan yang sedang menyemprot jalan. Setelah didekati, Iqbal baru tahu jika petugas itu sedang menyemprot oli yang sedang tercecer di jalan.
"Saya meminjam alat semprot dari petugas, lalu ikut menyemprot, membersihkan oli yang tercecer. Bahaya kalau tidak dibersihkan. Cukup lama saya menyemprot, sekitar 15 menit," kata Iqbal.
Iqbal mengaku penasaran dan ingin mencoba apa yang dilakukan petugas lain. Rasa ingin mencoba itu menurut Iqbal penting bagi seorang pemimpin untuk mengambil sebuah kebijakan. Dengan mencoba, maka timbul rasa empati.
"Capek juga lho nyemprot-nyemprot seperti itu. Sebagai pimpinan harus berempati kepada anggota," lanjut Iqbal.
Iqbal tak ingin menjadi pangkodamar, sebuah istilah yang mempunyai kepanjangan panglima komando dalam kamar. Sebuah istilah untuk seorang pimpinan yang hanya berdiam diri di kantor saja, tanpa pernah turun ke lapangan.
"Banyak juga pimpinan yang hanya duduk di singgasananya saja, pangkodamar," tandas Iqbal.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini