Kepedulian Warga Banyuwangi Terhadap Penyu Patut Diacungi Jempol

Kepedulian Warga Banyuwangi Terhadap Penyu Patut Diacungi Jempol

Ardian Fanani - detikNews
Minggu, 17 Sep 2017 15:45 WIB
Tukik yang dirawat warga (Foto: Ardian Fanani)
Banyuwangi - Keterlibatan masyarakat Banyuwangi dalam konservasi penyu patut diacungi jempol. Tak hanya menyelamatkan telur penyu, mereka juga merawat hingga menetas menjadi tukik (anak penyu) sampai dilepasliarkan dialam bebas.

Ada beberapa masyarakat yang membentuk kelompok dalam penyelamatan hewan purba ini. Mereka membentuk yayasan penyelamatan penyu hingga karang taruna dan kelompok sadar wisata. Ada tiga kelompok yang ada di Banyuwangi. Yuk kita intip!.

1. Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF), Yayasan Penyu Banyuwangi

Yayasan ini terbentuk tahun 2011. Perkumpulan ini terbentuk setelah adanya keprihatinan atas populasi penyu di Banyuwangi yang semakin menurun. Sebagai indikator, 20 tahun lalu banyak tukik yang tersangkut di jaring nelayan dan dijual sebagai hewan hias. Tetapi sekarang sudah hampir tidak ada lagi tukik yang tersangkut pada jaring nelayan.

"Berawal dari bisnis utama kami selama 27 tahun sebagai eksportir ikan hias air laut, pada tahun 2007 kami memperhatikan bahwa populasi penyu di Banyuwangi menurun. Akhirnya kami mendirikan
Yayasan Penyu Banyuwangi atau Banyuwangi Sea Turtle Foundation pada tanggal 27 Juli 2011," ujar Pembina BSTF, Wijanto Haditanojo kepada detikcom, Sabtu (16/9/2017).

Yayasan Penyu Banyuwangi yang berada di pusat kota Banyuwangi ini adalah kelompok kerja nirlaba – non pemerintah. Mereka memiliki misi untuk menyelamatkan dan melestarikan penyu di luar kawasan konservasi. Tak hanya itu, mereka juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat pesisir pantai untuk penyelamatan penyu. Organisasi ini merupakan organisasi pioneer untuk penyelamatan penyu.

"Kami sudah menyelamatkan 40 ribu telur penyu. Saat ini ada sekitar 135 sarang dengan total telur sekitar 13.001 butir telur yang sudah kami pindahkan dari beberapa lokasi 12 kilometer panjang pesisir pantai. Nelayan yang menyerahkan ke kami yang sudah diketahui oleh BKSDA," tambahnya.

Foto: Ardian Fanani

2. POKDARWIS Pantai Cemara

Kelompok yang berada di Kelurahan Sobo, Kecamatan Kota Banyuwangi ini berdiri tahun 2014. Mereka terbentuk setelah adanya sosialisasi yang dilakukan oleh BSTF tentang konservasi penyu. Pantai Cemara ini dulu dikenal sebagai Pantai Rejo. Pantai ini juga dikenal sebagai spot bagi penyu bertelur.

Menurut Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Cemara, Muhyi, mengatakan, pantai ini sejak dulu sering dijadikan tempat penyu bertelur. Sejak tahun 2014 oleh para nelayan telur-telur penyu tersebut di pindahkan ke tempat penangkaran dan ditetapkan. Setelah menetas, bayi-bayi penyu yang lucu tersebut dirawat di penampungan yang ada di area Pantai Cemara sebelum dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya.

"Ada sekitar 80-an sarang yang kami selamatkan di tahun 2017 sampai bulan ini. Kebanyakan penyu jenis lekang. Rata-rata satu sarang berisi 100-an lebih telur," jelasnya.

Muhyi mengaku banyak wisatawan yang tertarik datang, khususnya anak-anak sekolah, untuk melihat tukik. "Banyak yang datang dan belajar. Melihat tukik menjadi pengalaman baru bagi mereka," kata Muhyi.

Agar tidak mengganggu penyu yang akan naik dan bertelur di Pantai Cemara, Muhyi memberikan batasan waktu bagi pengunjung yang kemping yaitu pukul 21.00 WIB. Setelah itu, mereka dilarang melakukan aktivitas api unggun dan mengeluarkan bunyi-bunyian yang keras agar tidak menggangu penyu yang akan bertelur.

"Setiap malam ada beberapa nelayan yang patroli di sepanjang pantai, termasuk mengawasi penyu yang sedang bertelur," jelasnya.

Foto: Ardian Fanani

3. Pantai Mangrove Bengkak Wongsorejo

Selain menawarkan keindahan mangrove dan pantai yang berpasir putih, Pantai Mangrove Bengkak yang berada di Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo ini juga menjadi spot penyu bertelur.

Beberapa bulan ini, kelompok sadar wisata Pokdarwis sudah mencoba melakukan konservasi penyu. Telur-telur penyu kemudian ditetaskan di tempat penetasan buatan. Tukik yang Menetas kemudian dilepasliarkan di pantai tersebut dan disekitar Kecamatan Wongsorejo.

"Sudah lama sebenarnya disini sebagai tempat penyu bertelur. Setelah mendapatkan pelatihan dari Pokdarwis Pantai Cemara kami mencoba untuk ikut melestarikan penyu," ujar Kades Bengkak, Lutfi Efendi kepada detikcom, Sabtu (16/9/2017).

Saat ini, sudah ada puluhan sarang penyu bertelur diselamatkan oleh kelompok pemuda yang kebanyakan nelayan.

Selain kelompok yang getol menyelamatkan penyu, di beberapa wilayah yang memang menjadi lokasi konservasi juga terus menjaga pelestarian hewan langka reptil terbesar keempat di dunia ini. Diantaranya Taman Nasional (TN) Alas Purwo dan Sukomade. Tak hanya itu, beberapa hutan dipesisir pantai juga menjadi tempat aman bagi penyu meneruskan generasinya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.