Seperti yang dilakukan Tri Ratna Widhi Rahayu (30), warga Rusunawa Grudo, Surabaya. Di sela kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, dia mengolah bekas bungkus kopi menjadi dompet.
"Saya dapat bungkusnya dari warung kopi langganan di dekat sini. Bentuknya panjang sehingga mudah dianyam dan dilipat," kata Ratna kepada detikcom di Rusunawa Grudo, Kamis (14/9/2017).
![]() |
Berawal dari iseng mengisi waktu luang, setahun yang lalu Ratna belajar membuat dompet dari warga Rusunawa Grudo di lantai empat. Berbekal ketekunan dan keterampilan, kini ibu dua anak ini menjadikan kerajinan dompet bekas bungkus kopi sebagai bisnis kecil-kecilan.
Dibantu tantenya, Yuni Lestari (52), dia mulai rutin mengerjakan pesanan. Namanya saja dari bahan daur ulang, dompet buah kerajinan Ratna harganya cukup terjangkau, yakni Rp 15-20 ribu.
"Alhamdulilah bisa membantu suami untuk membiayai keluarga," ungkapnya.
![]() |
Sementara ibu rumah tangga lainnya di Rusunawa Grudo juga tak mau kalah dengan Ratna. Salah satunya Yulai Chah (59) yang mengisi waktu luang sebagai tukang jahit pakaian. Berbagai jenis pakaian bisa dia kerjakan. Tentunya sesuai pesanan pelanggan.
"Kalau jahitan ongkosnya Rp 75-100 ribu, kalau bikin rok pendek Rp 50 ribu, kalau berbahan furring Rp 150 ribu," jelas janda berambut pendek ini.
Sebagai orang tua yang harus menafkahi ketiga anaknya, Yulai harus bekerja keras. Terlebih lagi operasi tulang belakang yang telah dia jalani, membuatnya tak bisa bekerja kasar. Oleh sebab itu, selain menjahit dia juga mengelola toko kelontong yang menjual aneka kebutuhan sehari-hari.
"Paling laris itu telur. Seminggu saya bisa jual 20 kg telur," tandasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini