Tak Dapat Pasokan Air, Puluhan Hektar Tanaman Padi Gagal Panen

Tak Dapat Pasokan Air, Puluhan Hektar Tanaman Padi Gagal Panen

Suparno - detikNews
Rabu, 13 Sep 2017 14:50 WIB
Foto: Suparno
Sidoarjo - Petani padi di Desa Besuki, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, gagal panen. Itu disebabkan puluhan hektar sawah kering lantaran kesulitaan mendapat pasokan air.

Dari pantauan detikcom di lokasi terlihat sawah yang ditanami padi belasan petani asal Desa Besuki ini dengan luas sekitar 42 hektar. Rinciannya, 16,2 hektar milik Tanah Kas Desa (TKD) Desa Besuki dan 25,8 hektar milik Pelaksana Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (PPLS).

Salah satu petani padi yang menyewa tanak milik TKD, Misbad (51) mengaku pihaknya selalu gagal panen dalam 2 tahun ini.

"Kami dua tahun gagal panen, yang tahun kemarin gagal karena ada hama wereng dan tikus, saat ini gagal lantaran tidak ada air," kata Misbad kepada detikcom di lokasi sawah yang kering, Rabu (13/9/2017).

Misbad menegaskan sebelumnya sawah yang ditanami ini bisa panen normal. Dalam satu hektar mendapat gabah sebanyak 8 hingga 9 ton.

"Untuk tanam padi bulan ini jelas gagal panen, penyebabnya kekurangan air. Terlihat bahwa padinya ada yang tumbuh sudah berbuah dan ada yang tidak tumbuh atau gabuk, kalau dikatakan gagal sebenarnya tidak hanyak kurang maksimal," tegas Misbad.

Misbad menjelaskan dengan panen kurang maksimal pihaknya mengalami kerugian per hektar Rp 4 juta. Dan diperkirakan mendapat gabah per hektarnya hanya 3 ton.

"Yang jelas dengan kondisi seperti ini kami gagal panen, dan diperkirakan kerugiannya per hektare sekitar Rp 4 juta," jelasnya.

Hal senada disampaikan Mistar (52). Dia mengaku sawah yang ditanam padi kering lantaran tidak ada aliran air ke sawah.

"Tanahnya hampir kering, kalau satu minggu lagi tidak ada air, mungkin tanaman padi ini mati," kata Mistar.

Mistar mengharapkan kepada Dinas Pengairan Sidoarjo untuk memperhatikan sawah yang disewa agar tidak gagal panen.

"Untuk Dinas Pengairan kami harapkan segera mengalirkan air, agar tidak gagal pane. meskipun padi yang tumbuh ini sudah tidak normal," harap Mistar.

Sementara Kepala UPTD Pengairan Sidoarjo di Porong mengakui pihaknya mendapat rekomendasi bahwa tanah milik PPLS sudah tidak perlu untuk mendapat jatah air.

"Tanah sawah di sini sebagian milik TKD dan milik PPLS, sementara kami mendapatkan rekom dari PPLS tidak perlu di aliri air," kata Suprapto kepada detikcom di lokasi.

Apalagi, jelas Suprapto, sebagian para penyewa sawah ada yang beralih fungsi dijadikan tanah tegal. "Jadi kami ini kesulitan akan mengairi sawah di lokasi ini, sebagian ada yang dijadikan tanah tegal, tidak butuh air. Tapi sebagian masih ditanam padi yang butuh air," jelasnya. (fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.