Wakil Wali Kota Blitar, Santosa mengatakan pengukuhan Tim Pora Kota Blitar ini mendukung kondusivitas sebagai kota destinasi wisata.
"Pengukuhan Tim Pora sangat saya apresiasi karena akan mendukung kondusivitas Kota Blitar sebagai destinasi pariwisata. Jangan sampai tujuan kita mendapat dollar tapi dampak negatifnya tidak terdeteksi sejak dini," kata Santosa dalam sambutannya di Pengukuhan Tim Pora Kota Blitar di Kampung Coklat, Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar, Selasa (12/)/2017).
Hadir dalam pengukuhan ini lurah, camat, polsek dan koramil dari tiga kecamatan di Kota Blitar. Yakni Kecamatan Sukorejo, Sananwetan dan Kepanjen Kidul.
Sebelum Tim Pora juga telah terbentuk di wilayah Kabupaten Blitar, selanjutnya akan dibentuk juga di Tulungagung dan Trenggalek.
"Wilayah kerja Kanim Klas II Blitar ini meliputi Blitar Kota Kabupaten, Tulungagung dan Trenggalek. Untuk Tim Pora telah terbentuk di 22 kecamatan di Kabupaten Blitar, 19 kecamatan di Tulungagung dan hari ini tiga kecamatan di Kota Blitar," jelas Kakanim Klas II Blitar, Nyoman Gedhe Surya Mataram kepada wartawan.
Menurut Surya Mataram, pembentukan Tim Pora hingga tingkat kecamatan ini sangat efektif untuk memantau keberadaan orang asing di wilayah kerjanya. "Kami sudah buktikan efektivitas Tim Pora, seperti kasus WNA Itali di Kabupaten Blitar itu hasil laporan Tim Pora di Kecamatan Kanigoro. Hal sama juga di Tulungagung untuk kasus WNA China," ungkapnya.
Sementara data dari Kanim Klas II Blitar, dari hasil informasi Timpora setingkat kecamatan itu, ada sebanyak 215 WNA. Dengan rincian 16 tinggal di Kota Blitar, 50 di Kabupaten Blitar, sebanyak 172 WNA tinggal di Tulungagung dan 13 WNA berada di Trenggalek (fat/fat)











































