DPRD bahkan mengusulkan nilai pembelian di atas Rp 1.000 per meter kubiknya, belakangan tawaran tersebut ditolak Pemkot Malang dan justru mengusulkan pemberian kontribusi hanya sebesar Rp 120 per meter kubiknya.
Angka tersebut muncul setelah menghitung kemampuan PDAM Kota Malang dalam memberikan ganti pemanfaatan sumber air Wendit.
Bupati Malang Rendra Kresna mengatakan, ada tim khusus membahas persoalan itu. Sejauh mana perkembangannya, Rendra mengaku belum mendapatkan laporan.
"Ada tim yang berunding dengan Pemkot Malang, hasilnya apa, saya belum dapat laporan," terang Rendra kepada detikcom saat dihubungi, Rabu (6/9/2017).
Rendra berharap, soal pemanfaatan sumber air Wendit oleh PDAM Kota Malang bisa memberikan kontribusi layak bagi Kabupaten Malang. "Kalau tidak ada kontribusi yang layak, biar pengelolaannya oleh PDAM Kabupaten Malang saja," tegas Ketua DPW Partai NasDem Jawa Timur ini.
Sementara Sekretaris Daerah Pemkab Malang Didik Muljono mengaku, masih membahas draf kerjasama baru dengan tim. Didik enggan menyebut berapa usulan yang ditentukan oleh Pemkab Malang dalam kerjasama baru nanti. "Masih rapat dengan tim," ujarnya terpisah.
Pemkot Malang selama ini banyak bergantung pada sumber mata air Wendit untuk melayani pelanggan PDAM. Jika tidak ada kesepakatan harga, maka PDAM Kota Malang terancam tak lagi mengelola Wendit.
Melihat statistik website resmi PDAM Kota Malang ada tiga pengambilan pasokan air di sumber mata air Wendit, untuk Wendit 1 sebanyak 372 liter per detik, Wendit 2 sebesar 376 liter per detik, dan Wendit 3 sebanyak 349 liter per detiknya.
Dalam statistik itu juga dicantumkam jumlah pelanggan PDAM Kota Malang per 1 Agustus 2017 mencapai 154.882 pelanggan. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini