Itu terlihat dari aktivitas nelayan di Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Mereka enggan melaut karena berisiko tinggi. Selain tak dapat ikan, kapal dan perahunya khawatir akan terbalik dihantam angin dan ombak.
Dari pantauan detikcom, nelayan di Kabupaten Probolinggo, ini gotong royong membenahi jaring dan kapalnya.
"Ya, beginilah mas, kami semua di sini tidak bisa melaut karena angin dan gelombang di lautan sangat menakutkan dalam seminggu ini. Kami tidak punya kerja sampingan. Kalau sudah tidak melaut seperti sekarang ini kami hanya memperbaiki jaring dan mengecat kapal saja. Masukan tidak ada," tutur Muhammad Yani, salah satu nelayan di Paiton saat ditemui di pinggir pantai, Rabu (6/9/2017).
![]() |
Senada dikatakan Tohari, seorang nelayan setempat ia hanya memanfaatkan waktu tidak melaut untuk membenahi alat tangkapan ikannya dan tambal perahu serta kapal untuk dibuat melaut kemali.
Sementara Dedy Isfandi, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo membenarkan cuaca yang terjadi di laut utara Probolinggo dan selat Madura. Dedy, mengaku, dampak dari badai mawar yang terjadi di Hongkong dan Filipina, tidak terlalu terasa di Selat Madura.
"Kalau di laut utara Kabupaten Probolinggo, umumnya memang telah terjadi yang namanya angin Gending, itu terjadi dari Tongas hingga ke arah timur Probolinggo. Selain itu angin selawung juga mulai dirasakan saat dirasakan berhembus dari timur laut ke barat daya," jelas Dedy, saat dihubungi.
Dedy menyebut, berdasarkan data dari PVMBG, kondisi angin cenderung bertiup dari arah Timur-Tenggara dengan Kecepatan angin maksimum 25 knots (45 km/jam) di Laut Jawa dan 28 knots (50 km/jam) di selatan Jatim. Tinggi gelombang di Laut Jawa antara 1.3 - 2.5 m dan Samudra Hindia (Selatan Jatim) antara 1.5 - 3.5 m. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini