Polisi membuat pos penjagaan darurat sekitar 10 meter dari pintu masuk Maha Vihara Mojopahit. Selain penjagaan di halaman vihara, petugas bersenjata lengkap juga berkeliling ke kompleks vihara.
Maklum saja, tempat ibadah umat Budha selalu ramai dikunjungi wisatawan. Dalam kompleks vihara yang berdiri tahun 1989 ini, juga terdapat objek wisata patung Budha tidur (sleeping Budhist) raksasa.
Kendati dalam penjagaan petugas, pengurus masih membuka vihara untuk wisatawan. Bahkan turis dari Eropa pun terlihat nyaman berkunjung ke tempat ini.
Maha Vihara Mojopahit di Mojokerto Dijaga Polisi/ Foto: Enggran Eko Budianto |
"Kami bersama-sama antisipasi supaya tempat ibadah dalam kondisi aman," kata Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Simarmata kepada wartawan di Maha Vihara Mojopahit, Selasa (5/9/2017).
Perwira yang akrab disapa Leo ini menuturkan, penjagaan di Maha Vihara Mojopahit dilakukan selama 24 jam. Setiap saat tempat ibadah umat Budha ini dijaga 5 polisi. Upaya ini untuk mengantisipasi tindakan anarkis dari pihak tertentu yang ingin memperkeruh suasana.
"Vihara ini menjadi prioritas kami karena ada kaitan dengan negara Myanmar yang didominasi Budha. Potensi ancaman sejauh belum ada, kita sama-sama menjaga supaya situasi selalu aman," tegasnya.
Salah seorang pengurus Maha Vihara Mojopahit Sariyono menjelaskan, konflik etnis Rohingya dengan militer Myanmar di Rakhine yang diisukan sebagai permusuhan antara umat Budha penduduk mayoritas dan muslim Rohingya sebagai minoritas, sejauh ini tak mempengaruhi keharmonisan antara umat Budha dan muslim di sekitar vihara. Oleh sebab itu, vihara dan objek wisata Budha tidur tetap dibuka untuk wisatawan.
"Toleransi antara Budhist dengan muslim di sini terjalin sangat harmonis, tebukti sejak vihara berdiri tak pernah ada masalah," tandasnya. (fat/fat)












































Maha Vihara Mojopahit di Mojokerto Dijaga Polisi/ Foto: Enggran Eko Budianto