HMI Blitar Raya Bakar Bendera dan Foto Pemimpin Myanmar

HMI Blitar Raya Bakar Bendera dan Foto Pemimpin Myanmar

Erliana Riady - detikNews
Selasa, 05 Sep 2017 12:31 WIB
Foto: Erliana Riady
Blitar - impunan Mahasiswa Islam (HMI) Blitar mendesak pemerintah untuk memutuskan hubungan diplomasi dengan Myanmar. Mereka juga menuntut pemerintah mengusir duta besar Myanmar untuk Indonesia.

Itu adalah satu diantara tuntutan mahasiswa dalam aksi damai yang digelar HMI di Jl Merdeka Kota Blitar, Selasa (5/9/2017). Sambil berorasi, mereka juga menggelar teatrikal kekerasan kemanusiaan terhadap etnis Rohingya.

"Jika dalam tempo tiga kali 24 jam pemerintah Myanmar tidak menghentikan tindak kejahatan tersebut, maka kami mendesak Pemerintah Indonesia untuk memutuskan hubungan diplomasi dengan Myanmar dan mengusir duta besar Myanmar untuk Indonesia " teriak koordinator aksi, Muh Haris Habibudin.

Teatrikal semakin menjadi perhatian pengendara yang melewati jalan protokol Kota Blitar itu, saat massa membakar ban. Pembakaran ban ini sebagai simbol kemarahan kalangan mahasiswa akan pembiaran kekerasan kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya.

HMI Blitar Raya Bakar Bendera dan Foto Pemimpin MyanmarFoto: Erliana Riady
Dua foto tokoh pimpinan Myanmar yakni Aung San Suu Kyi dan Komandan militer Myanmar, Min Aung Hlaing ikut dibakar sebagai simbol upaya pemberangusan kejahatan di atas dunia.

"Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin. Kami serukan seluruh masyarakat Budha Indonesia untuk tidak takut dan umat muslim Indonesia tidak terprovokasi," tambah Haris dalam orasinya.

Selain itu, massa juga mendesak Dewan Keamanan PBB segera mengirimkan pasukan kemanusiaan guna menyelamatkan etnis Rohingya. Mengeluarkan Myanmar dari keanggotaan PBB, serta memberikan embargo terhadap Myanmar.

HMI Blitar Raya Bakar Bendera dan Foto Pemimpin MyanmarFoto: Erliana Riady
Puluhan mahasiswa tersebut lalu memasuki Gedung DPRD Kota Blitar. Mereka ingin menyampaikan aspirasi kalangan intelektual ini kepada para wakil rakyat. Perwakilan HMI ditemui perwakilan dari lintas komisi DPRD Kota Blitar.

Wakil Ketua DPRD Kota Blitar, Totok Sugiarto menyatakan, yang terjadi di Myanmar bukan konflik antar agama, melainkan kekerasan kemanusiaan.

"Politik luar negeri kita mengedepankan tidak melakukan intervensi pada negara lain. Namun dari sisi kemanusiaan, upaya menghentikan kekerasan kemanusiaan ini wajib dilakukan semua pihak, termasuk kita sebagai bangsa yang merdeka dan menjunjung tinggi hak asasi manusia," katanya.

Diakhir aksi, mahasiswa bersama anggota DPRD Kota melakukan salat gaib di Jalan Merdeka. Massa lalu membakar bendera negara Myanmar dan membubarkan diri dengan tertib. (bdh/bdh)
Berita Terkait