Pertemuan antara pengurus DPC PDIP dan PCNU Jombang ini digelar di kantor PCNU, Jalan Gatot Subroto No 4, Jombang. Ketua PCNU Jombang Salmanudin Yazid menyatakan keinginannya agar PDIP mengusung kader NU dalam Pilbup 2018 nanti.
Hanya saja pihaknya masih enggan menyebutkan nama kader NU yang layak diusung dalam Pilkada 2018. "Calon kriterianya harus NU," kata Yazid kepada wartawan di tempat pertemuan, Senin (4/9/2017).
Sementara Ketua DPC PDIP Jombang Marsaid menyambut baik aspirasi PCNU terkait nama calon yang akan diusung partainya. Menurut dia, calon bupati dari kader NU akan mudah meraih simpati warga Jombang yang mayoritas nahdliyin.
"Saya sepakat sekali, mayoritas warga Jombang sekitar 80% lebih warga nahdliyin. Pemilih PDIP sebagai partai pemenang 93% warga nahdliyin," terangnya.
Menurut dia, pertemuan dengan PCNU Jombang kali ini untuk menjalin kerjasama dalam melakukan edukasi politik terhadap warga Jombang. "Harapan kami kosntituen berpolitik yang bermartabat, beretika dengan adanya nilai-nilai ke-NU an," tandasnya.
Terkait bakal calon bupati yang akan diusung pada Pilbup 2018, PDIP sebelumnya sudah menentapkan pilihan. Pada Jumat (4/8), DPC PDIP Jombang menjalin koalisi dengan Partai Golkar untuk Pilbup Jombang 2018. Kedua partai ini sepakat untuk berbagi kursi calon bupati dan wakil bupati.
Meski hanya mempunyai 7 dari 50 kursi DPRD Jombang, Golkar mendapat kesempatan mengusung kadernya, Nyono Suharli Wihandoko sebagai calon bupati di Pilkada nanti. Pendamping Nyono akan dipilih dari PDIP yang mempunyai 9 kursi. Nyono saat ini menjabat Bupati Jombang sekaligus Ketua DPD Golkar Jatim.
Koalisi ini juga diperkuat PAN yang bergabung pada Senin (14/8). Partai berlambang matahari terbit itu sepakat mengusung Nyono sebagai calon bupati di Pilbup Jombang 2018. Di DPRD Jombang, PAN hanya mempunyai 3 kursi. (bdh/bdh)