Terbakarnya Hutan Perhutani di Jember Masih Diselidiki Polisi

Terbakarnya Hutan Perhutani di Jember Masih Diselidiki Polisi

Yakub Mulyono - detikNews
Senin, 04 Sep 2017 12:35 WIB
Foto: Yakub Mulyono
Jember - Kebakaran hutan milik Perhutani Jember di Petak 23 RPH Glundengan, BKPH Wuluhan, langsung diselidiki polisi. Dugaan sementara, kebakaran dipicu ulah pemburu hewan atau karena faktor alam.

Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo bersama pihak Perhutani dan TNI mendatangi langsung lokasi lokasi kebakaran yang berada di kawasan Gunung Manggar, Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan itu.

"Rencananya kita tadi malam mau ke lokasi. Tapi medannya sangat sulit dan tidak memungkinkan. Untuk menuju lokasi, harus jalan kaki sekitar 1,5 jam. Tidak bisa dilalui kendaraan apapun," jelas Kusworo di lokasi, Senin (4/9/2017).

Dari hasil penyelidikan di lapangan, Kusworo menduga kebakaran terjadi karena faktor alam dan perburuan hewan. "Kalau untuk pembukaan lahan kayaknya nggak mungkin. Kita menduga, kebakaran terjadi karena faktor alam atau perburuan hewan," jelasnya.

Jika dugaan perburuan hewan itu benar, ada indikasi kuat lahan itu sengaja dibakar. "Menurut warga sekitar dan juga informasi petugas, lokasi ini banyak kijangnya dan sering diburu oleh masyarakat," jelas Kusworo.

Meski begitu, lanjut Kusworo, tidak menutup kemungkinan faktor alam juga menjadi pemicu kebakaran hutan yang penuh pohon Jati itu. Apalagi di lokasi, banyak sekali ditemukan daun Jati yang sudah kering menumpuk di tanah.

"Daun Jati yang sudah mengering itu bisa sampai 4-5 lapis. Kita saja tadi di lokasi, ketinggian daun yang kering itu sampai mata kaki," ungkapnya.

Terbakarnya Hutan Perhutani di Jember Masih Diselidiki PolisiFoto: Yakub Mulyono
Dengan kondisi yang seperti itu, faktor alam, seperti angin misalnya, juga bisa menjadi pemicu terjadinya kebakaran. "Namun untuk lebih jelasnya, kita lakukan penyelidikan dulu," tegas Kusworo.

Guna mengantisipasi terjadinya kebakaran lagi, polisi bersinergi dengan TNI dan Perhutani melakukan patroli sesering mungkin. Khususnya pada jam - jam rawan. "Selain itu, kita lakukan juga upaya preventif dengan memasang banner larangan berburu dan membakar hutan," tambah Kusworo.

Dalam waktu dekat, sambung Kusworo, pihaknya bersama Perhutani akan mengundang para Kades untuk melakukan sosialisasi sekaligus pemahaman menjaga hutan. "Supaya kades bisa getok tular (dari mulut ke mulut) kepada masyarakat yang lain," ungkap Kusworo.

Dia menegaskan, bahwa sinergi antara Polisi, TNI, Perhutani dan masyarakat, selama ini berjalan sangat baik. "Waktu semalam terjadi kebakaran, semuanya kompak turun ke lapangan. Tak sampai 2 jam, api berhasil kita padamkan," ungkap Kusworo.

Terlebih, beberapa hari sebelumnya, Polres Jember bersama sejumlah pihak, telah melakukan simulasi penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). "Sehingga semuanya paham apa yang harus dilakukan saat kebakaran itu terjadi," tegasnya.

Administratur Perhutani KPH Jember, Karuniawan Purwanto Sanjaya menegaskan, kebakaran itu tidak sampai membakar pohon Jati di lahan tersebut. "Jadi yang terbakar hanya lantainya (permukaan tanah) saja. Kalau kayunya nihil (tidak ada yang terbakar). Karena kayu Jati itu sudah berumur 17 tahun dan cukup kuat," tegasnya.

Guna mengurangi potensi kebakaran, pihaknya akan melakukan pembakaran secara lokal. "Kita akan buat kotak-kotak ukuran 10 x 10 meter, kemudian kita bakar (daun dan ranting kering di tanah)," jelas Karuniawan. Disinggung soal luas lahan yang terbakar, menurut Karuniawan sekitar 2 – 5 hektare.

Senada dengan kapolres, Karuniawan menduga kuat bahwa kebakaran itu terjadi karena indikasi perburuan hewan dan faktor alam. "Biasanya, pemburu itu membakar daun supaya hewan seperti kijang atau babi hutan, masuk (perangkap). Kadang juga oleh pemburu dipakai untuk penerangan," jelas Karuniawan.

Terkait pelaku perburuan, Karuniawan menduga pelakunya adalah orang dari luar sekitar hutan Gunung Manggar. "Karena untuk masyarakat sekitar hutan, kesadarannya cukup tinggi menjaga hutan ini. Buktinya, semalam pas ada kebakaran, mereka kompak datang ke lokasi untuk memadamkan api," tegasnya.

Ke depan, pihaknya akan melakukan operasi secara tertutup dengan melibatkan masyarakat, tokoh masyarakat, polisi dan TNI. "Kasus ini kita atensi betul supaya cepat tertangani. Kita juga akan tingkatkan sinergi dengan semua pihak, agar persoalan seperti ini tidak terjadi lagi," pungkas Karuniawan. (bdh/bdh)
Berita Terkait