Petani Magetan Gunakan Elpiji untuk Bahan Bakar Pompa Air Sawah

Petani Magetan Gunakan Elpiji untuk Bahan Bakar Pompa Air Sawah

Sugeng Harianto - detikNews
Senin, 04 Sep 2017 10:31 WIB
Petani Magetan gunakan elpiji sebagai ganti bahan bakar premium pada pompa air (Foto: Sugeng Harianto)
Magetan - Musim kemarau membuat petani di Magetan berpikir kreatif untuk menekan biaya pengeluaran. Mereka menyiasati penggunaan premium dengan menggantinya dengan elpiji.

Pada musim kemarau ini, air tidak bisa serta merta mengalir langsung ke petak sawah. Air harus dipompa dari sumur artesis untuk kemudian dialirkan ke petak sawah. Untuk mengalirkan air diperlukan pompa air yang memerlukan bahan bakar premium.

Untuk memompa air, diperlukan waktu 7 jam yang menghabiskan 7 liter premium. 1 liter premium dibeli petana secara eceran dengan harga RP 8.500. Jadi, untuk 7 jam mengalirkan air ke petak sawah, seorang petani menghabiskan Rp 59.500.

"Kami kemudian mencari cara untuk menyiasati pengeluaran. Bagi kami, itu jumlah yang banyak. Kami bisa rugi, ndak nutut hasil panen," ujar Loso, salah satu petani Kartoharjo, Magetan, kepada detikcom, Senin (4/9/2017).

Warga kemudian mengaplikasikan hasil temuan seorang siswa lulusan SMKN Kartoharjo, Magetan. Penemuan itu adalah mengganti bahan bakar premium atau bensin dengan gas elpiji. Mulailah warga mempraktikkannya. Dan berhasil.

Dengan bahan bakar elpiji, hanya membutuhkan biaya Rp 20 ribuDengan bahan bakar elpiji, hanya membutuhkan biaya Rp 20 ribu (Foto: Sugeng Harianto)

Namun tidak sembarang mesin pompa air bisa menggunakan bahan bakar gas elpiji, karena hanya jenis mesin pompa dengan ukuran 3 PK atau kecil yang bisa. Caranya adalah, untuk pancingan menyalakan mesin, tetap diperukan premiun sekitar 2 sendok makan yang cukup ditaruh pada karburator.

Jika mesin sudah menyala, tutup keran aliran bensin. Saat keran bensin sudah di tutup, pasang regulator gas elpiji dengan selang kecil yang langsung di tancapkan ke salurkan filter karburator. Saat bahan bahan bakar bensin yang di tutup kran sudah kering maka otomatis gas elpiji sudah langsung berfungsi.

Dengan penggunaan elpiji sebagai bahan bakar, para petani bisa menghemat banyak. 7 jam waktu memompa air, hanya menghabiskan 1 gas elpiji yang seharga Rp 20 ribu. Bandingkan dengan penggunaan premium yang menghabiskan biaya Rp 59.500..

"Sangat irit dengan gas elpiji dibanding dengan bensin. Soalnya waktu kemarau, kami memompa air dua hari sekali. Kalau ndak gitu rugi, biaya tanam ndak nutut hasil panen," jelas Loso.

Rupanya keberhasilan petani Kartoharjo menggunakan elpiji sebagai bahan bakar pompa air mulai ditiru desa lain. Selain petani di Kartoharjo, Petani Desa Sukowidi, Pencol, Tanjung, dan Ngelang juga menggunakan elpiji untuk menggantikan bahan bakar premium. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.