"Keterangan dari beberapa saksi di lokasi kejadian, korban diketahui membersihkan lahan tebu dan membakar tunggaknya. Tapi hinggai malam tidak pulang ke rumahnya dan pagi ini ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dengan tubuh sebagian besar terbakar," tutur Kapolres Blitar, AKBP Slamet Waloya kepada wartawan di Mapolres Blitar, Kamis (31/8/2017).
Saat ditemukan, korban memakai kaos lengan pendek warna putih, celana panjang warna hitam. Tangan kanan korban memegang rumput ilalang, dengan posisi miring ke kanan di turunan tebing tersangkut tunggak kayu.
Di tubuhnya terdapat luka lecet pada kedua tangan dan kaki, bekas terperosok dari tebing dan terbakar. Di kedua kaki, tangan dan wajah kanan korban terdapat luka bakar.
Menurut kapolres, jika dilihat dari hasil visum luar Puskesmas Wonotirto, diduga api menjalar saat korban membakar tunggak tebu di lahannya. "Kemungkinan besar korban ini reflek berusaha menghindari api yang menjalar ke tubuhnya. Karena saat ini memang kondisi angin cukup kencang. Korban tidak sadar kalau di belakangnya ada turunan tebing, hingga terperosok cukup dalam," terang Slamet.
Sementara di lahan tebu miliknya, dilaporkan hampir semua daun tebu di lahan seluas satu hektar terbakar habis. Sedangkan keluarga menolak autopsi jasad korban, dengan menandatangani surat bermaterei di hadapan polisi dan pamong desa setempat.
Kini, jenazah Poniran saat ini sudah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan di tempat pemakaman umum di desanya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini